Sabda Hidup
Jumat, 23 April 2020, Hari Jumat Pekan Paskah II
“Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. (Yoh 6: 11 – 13).
Mukjizat ini adalah satu-satunya mukjizat yang bisa didapatkan di keempat Injil, berarti peristiwa itu sungguh istimewa dan mempunyai makna yang jauh lebih dalam dari sekadar memberi makan sekian ribu orang. Dalam Injil Yohanes, Yesus menerangkan dengan sangat terperinci makna dari mukjizat itu. Penulis Injil menghubungkan mukjizat ini dengan misi Yesus dan Ekaristi: Ia menggunakan kata-kata yang sama seperti yang kita temukan dalam institusi Ekaristi – Yesus mengambil roti, mengucap syukur, dan memberikannya kepada orang banyak, mengundang mereka untuk mengambil sebanyak yang mereka butuhkan.
Yesus sendiri pernah berkata bahwa Ia datang agar kita mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yoh 10: 10). Dan ini sungguh terjadi dalam mukjizat ini: setiap orang makan sebanyak yang mereka kehendaki, dan masih ada sisa dua belas bakul, jauh lebih banyak daripada awalnya. Kita diingatkan akan berlimpahnya air yang diubah menjadi anggur di Kana. Renungkan, betapa Allah dalam diri Yesus adalah Allah yang murah hati melampaui yang kita bayangkan, di Kana, dalam penggandaan roti, dalam hidup kita masing-masing. Pernahkah aku bersyukur untuk segala anugerah yang berkelimpahan?
Mukjizat ini hendak menyatakan betapa Yesus ingin berbagi dengan kita, berbagi Sabda dan diri-Nya sebagai Roti Hidup. Tiada batas apa yang ingin Ia berikan kepada kita. Ia begitu murah hati. Ingatkah anda apa yang telah Yesus perbuat untuk anda? Berapa banyak Ia telah memberikan apa yang Ia miliki, terlebih Sabda dan Ekaristi? Apalagi di saat ini, ketika kita tidak dapat menerima komuni, baru kita menyadari, betapa melimpah-Nya pemberian diri-Nya dalam Ekaristi! Betapa keringnya hidup tanpa Ekaristi.
Kita juga menjumpai pemberian yang murah hati dari seorang anak dalam peristiwa itu: lima roti jelai dan dua ekor ikan. Anak itu hanya mempunyai makanan yang cukup untuk dirinya sendiri, roti jelai, makanan orang yang paling miskin. Tetapi dipersembahkan dengan kasih, dan terjadilah mukjizat itu; dari yang sedikit, sederhana, menjadi berlipat-ganda. Tuhan dapat berbuat apa saja dari apa yang kita persembahkan. Usaha kita untuk hidup dalam kasih dan mengikuti-Nya, tanpa arti tanpa-Nya. Tetapi di tangan Tuhan, kita tidak pernah tahu usaha-usaha kecil kita untuk mengasihi dan membantu sesama akan menghasilkan buah berapa banyak.
Tuhan mengundang kita semua untuk saling membantu, berbagi apa yang kita miliki. St. Teresa dari Calcutta berkata: “Ia menggunakan kita agar cinta dan belas-kasih-Nya nyata di dunia kendati kelemahan dan keringkihan kita.” Berdoalah, agar kita berani mengambil risiko untuk memberi, bahkan yang sedikit yang kita punya.
Saat ini ada begitu banyak saudara-saudara yang bahkan untuk memenuhi kebutuhan sebari-hari mengalami kesulitan karena dampak pandemi Covid-19. Apa yang dapat saya perbuat? Apa yang dapat saya bagikan meski sekecil apapun?
Melihat wajah ambillah cermin
Cermin dipakai tampaklah diri
Dengan iman kita berkata amin
Sbab kasih Tuhan selalu diberi
Bacaan Hari Jumat Pekan Paskah II: Kis. 5:34-42; Mzm. 27:1,4,13-14; Yoh. 6:1-15.