Sabda Hidup
Sabtu, 8 Januari 2022, Sabtu Sesudah Penampakan Tuhan
Bacaan: 1Yoh. 5:14-21; Mzm. 149:1-2,3-4,5,6a,9b; Yoh. 3:22-30.
Anda tahu siapa anda? Tahukah anda apa misi hidup anda?
Dalam Injil hari ini, Yohanes Pembaptis dengan jelas menyatakan identitasnya di hadapan murid-muridnya yang nampaknya tidak tahu siapa yang mereka ikuti. Mereka melihat Yesus sebagai saingan seakan-akan baptisan adalah usaha untuk menambah pengikut. Yohanes tidak hanya sadar penuh akan peran dan misinya tetapi juga menunjuk sang Mesias yang sedang memulai misi-Nya, dan dia harus “mundur alon-alon” bukan karena merasa kalah, tetapi karena tahu bahwa ia diutus untuk mendahului-Nya, untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya. Bagi banyak orang hal ini sulit dan mungkin menyakitkan. Tetapi tidak bagi Yohanes.
Yohanes mulai naik daun dan ia sudah mempunyai murid-murid yang mengikutinya dengan setia. Ia mungkin merasa sukses besar. Kita tahu bahwa ia telah berhasil dengan apa yang dilakukannya, bahkan para penguasa pada masanya mengakuinya sebagai seorang nabi. Namun Yohanes tidak dibutakan oleh semuanya itu. Ia tetap setia dengan jati dirinya. Ia menyiapkan bangsanya dengan membaptis mereka. Ia mempersiapkan Sang Juruselamat dengan membaptis-Nya. Ia tampil sebagai partner kerasulan dengan Yesus, bukan sebagai saingan atau atasan atau bawahan.
Besok kita akan rayakan Pesta Pembaptisan Tuhan. Ini menjadi kesempatan yang baik bagi kita untuk mengenang baptisan kita sendiri, mengingat misi kita yang lahir dari baptisan kita. Kita diundang untuk menghidupi panggilan kita. Jangan sampai kita lupa akan misi yang dipercayakan kepada kita. Kita ambil bagian dalam misi Yesus yang datang untuk melaksanakan kehendak Bapa. Kita diutus untuk ambil bagian dalam Rencana Penyelamatan Allah dengan semangat “pengosongan diri Sang Putera menjadi manusia.
Betapa sering kita, dari segi kehausan akan popularitas dan keberhasilan kerja, mengejar sukses pribadi. Semangat dunia masa kini di mana orang mengejar follower di twitter, Facebook, Instagram, mengejar like, mengejar subscriber membuat kita lupa bahwa kita bekerja di Ladang Tuhan. Dialah yang empunya panenan. Dialah yang menghembuskan Roh Kudus. Marilah kita berdoa: “Tuhan, pakailah diriku, menurut kehendak-Mu.”