Sabda Hidup
Sabtu, 8 Agustus 2020, Peringatan Wajib St Dominikus, Pendiri Ordo Pengkotbah
“Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu,”
(Mat 17: 20).
Seorang gadis kecil dari sebuah keluarga miskin mendengar percakapan orang tuanya tentang adiknya yang sakit parah. Dia mendengar ayahnya berkata, “Hanya mujizat yang dapat menyembuhkannya.” Maka ia segera lari ke kamarnya dan membongkar celengannya. Dihitungnya uang yang terkumpul, ada Rp. 50.000,00. Membawa uang receh yang berjumlah Rp. 50.000,00 itu ia bergegas ke apotek di seberang jalan depan rumahnya. Kepada petugas apotek dia katakan: “Om, saya mau beli mujizat.” Petugas apotek kebingungan dan menjawab: “Nak, apotek hanya menjual obat, tidak menjual mujizat.” “Tapi ayah bilang cuma mujizat yang dapat menyembuhkan adik saya.” Mendengar pembicaraan gadis itu seorang pria paruh baya yang berdiri di situ bertanya kepada anak itu. “Nak berapa uangmu?” Gadis itu menjawab: “Aku punya Rp. 50.000,00. Aku ingin beli mujizat untuk adikku. Jika masih kurang aku bisa cari uang lagi.” Bapak itu menjawab, “Baiklah, Rp. 50.000,00 sudah cukup. Ayo, antar aku melihat adikmu.” Singkat cerita, bapak itu, seorang dokter ahli bedah saraf, membawa adik gadis kecil itu ke Rumah Sakit dan melakukan operasi untuknya. Operasi berhasil dan jiwa adik gadis kecil itu diselamatkan. “Ini benar-benar mujizat”, kata orang tua anak itu. Mujizat terjadi karena iman dan belas kasih.
Ada begitu banyak mujizat terjadi dalam kehidupan kita. Ada yang luar biasa. Yang lain, sangat biasa. Yesus dalam Injil hari ini menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan mengerjakan mujizat dalam setiap saat kehidupan kita. Mujizat itu terjadi jika kita punya iman serta belas-kasih.
Apa sesunguhnya yang mendorong Yesus untuk menyembuhkan anak yang sakit ayan itu? Cinta-Nya yang berbelaskasih. Belas kasih, dalam bahasa latin, compassio, berarti “menderita bersama”. Itu terwujud dalam ketergerakan karena kelemahan dan penderitaan sesama. Yesus tidak hanya tergerak oleh penderitaan fisik, tetapi juga penderitaan karena haus akan damai, lapar akan kasih dan penerimaan serta kerinduan akan hidup yang bermakna. Dan sungguh, jika kita punya iman dan belas kasih, mujizat Yesus akan terjadi.
Setiap kali kita berjumpa dengan sesama yang menderita dan kita tergerak untuk membantu, di sana mujizat terjadi.
“There are only two ways to live your life. One is as though nothing is a miracle. The other is as though everything is a miracle.”
Albert Einstein
“Create your own miracles; do what you think you cannot do.”
― Roy T. Bennett
Bacaan Misa hari ini: Hab. 1:12-2:4; Mzm. 9:8-9,10-11,12-13; Mat. 17:14-20