Sabda Hidup
Rabu, 18 November 2020, Rabu Pekan Biasa XXXIII
“Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali.”
(Luk 19: 13).
Apa perbedaan antara Perumpamaan tentang Talenta dalam Mat 25: 14-30 dengan Perumpamaan tentang Uang Mina dalam Luk 19: 11-28 atau bacaan Injil hari ini?
1 Talenta, adalah ukuran emas atau perak seberat kurang lebih 30 kg, dan sama dengan 6.000 dinar. 1 dinar adalah upah kerja 1 hari. Jadi 1 talenta sama dengan upah kerja 20 tahun. Jadi kalau seorang tuan mempercayakan 1 talenta itu sudah merupakan kepercayaan yang besar sekali. Dengan demikian perumpamaan tentang Talenta menekankan kepercayaan Tuhan terhadap kita.
Sedangkan 1 mina (koin emas) adalah standard berat 1.25 pound logam mulia. Harganya sama dengan 50 shekel, atau sama dengan kurang lebih upah kerja 200 hari. Jadi nilainya tidak sebesar talenta. Yang mencolok dalam perumpamaan ini, kesepuluh hamba menerima jumlah mina yang sama. Yang ditekankan di sini adalah kemurahan Allah. Ia memperlakukan kita semua sama, tak ada yang dibeda-bedakan. Bukankah kita menerima hidup yang sama, walau kita berbeda latar belakang satu dengan yang lainnya? Apakah Allah memperlakukan seorang pastor dengan seorang umat secara berbeda? Tidak. Apakah Allah memperlakukan seorang presiden dengan seorang warga di pelosok pedalaman secara berbeda? Tidak.
Yang jadi pertanyaan adalah, apa yang telah kita perbuat dengan hidup yang Allah percayakan kepada kita? Bukan soal 1 mina menghasilkan 10 mina atau 5 mina. Namun, sikap positif kita miliki dalam menggunakan hidup yang telah dipercayakan kepada kita. Allah telah memberi kesempatan, apakah akan kita sia-siakan?
Satu tentu lebih baik daripada nol. Usaha, walau sedikit, lebih baik daripada tidak berusaha sama sekali. Ketika kita tergoda untuk berpikir gampangnya saja dan berpuas diri, ingat, bahwa apa yang lebih baik tidak pernah datang ketika kita berpegang pada apa yang kita pikir sudah cukup baik.
Adakah sisi-sisi hidup kita yang tidak terbuka pada perubahan karena kita berpikir bahwa saya sudah cukup baik? Apakah saya cenderung merasa puas diri?
Bacaan hari ini: Why. 4:1-11; Mzm. 150:1-2,3-4,5-6; Luk. 19:11-28.