Remah Harian

MERDEKA: HIDUP SEBAGAI HAMBA ALLAH

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Selasa, 17 Agustus 2021, Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

“Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”

(Mat 22: 21)

Perkataan Petrus bahwa kita hendaknya tunduk kepada Allah dan taat kepada pemerintah dipahami Matius sebagai usaha setiap pribadi untuk menjadi warga negara yang baik dan manusia yang diciptakan segambar dengan Allah. Matius mengisahkan perjumpaan antara kaum Farisi dan Herodian yang datang untuk menjebak Yesus dengan pertanyaan tentang membayar pajak kepada kaisar atau tidak.

Kaum Farisi dan Herodian! Farisi dari kata Ibrani “Perusyim” artinya “yang terasing”. Mereka adalah penganut murni agama Yahudi. Asal muasal mereka adalah kaum Hasidim (umat Allah yang setia) sejak abad 2 sM tepatnya pada masa pemerintahan Yohanes Hyrkanus. Golongan Farisi memusatkan perhatian mereka pada masalah-masalah agama dengan menjalankan secara murni hukum Taurat. Mereka menjadi gambaran yang khas orang-orang Yahudi (Flp 3:5-6). Kaum Herodian adalah suatu golongan bangsa Yahudi pada zaman Yesus yang menjadi Pengikut Herodes dalam urusan politik dan agama.

Kedua kelompok ini sebetulnya bertolak belakang. Kaum Farisi dengan usaha untuk setia sebagai orang Yahudi, kaum Herodian sebagai pengikut Herodes, pro penjajah Romawi. Tetapi demi menjebak Yesus mereka seolah-olah bersatu untuk bertanya kepada Yesus: “Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?” Yesus tidak menjawab pertanyaan mereka. Dia justru mengetahui kejahatan hati mereka sehingga meminta mereka untuk menunjukkan coin dinar dimana ada gambar dan tulisan kaisar. Yesus berkata kepada mereka. “Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.”

Apa makna yang terkandung dalam pernyataan Yesus ini?

Pertama, “Berilah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar”. Kaum Farisi dan Herodian adalah masyarakat yang dipimpin oleh pemerintahan dunia. Maka meskipun orang Farisi memperjuangkan kemurnian ajaran agama Yahudi dan Herodian mengikuti Herodes tetapi sama-sama sebagai warga, mereka patut untuk taat dan setia kepada pemerintah dunia. Maka relasi sebagai warga masyarakat dengan pemerintah harus harmonis. Pemerintah tidak mampu mengurus dirinya sendiri, tanpa dukungan rakyat.

Kedua, “Berilah kepada Allah yang menjadi hak Allah”. Di dalam Kitab kejadian kita membaca, “Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah” (Kej 1:27). Ini berarti Yesus menuntut mereka untuk memberi diri secara total kepada Allah karena mereka adalah citra Allah sendiri, bukan citra Kaisar. Memberi diri secara total berarti patuh dan tunduk pada kehendak Allah dan menjadi kudus menyerupai Allah. Sebagai pengikuti Kristus, kita adalah orang Kristiani yang segambar dengan Kristus karena sakramen pembaptisan. Memberi diri secara total kepada Kristus berarti menjadi serupa dengan Kristus. Ini adalah nilai yang tertinggi.

Sabda Tuhan hari ini membuat kita banyak merenung. Banyak tuntutan yang kita kehendaki supaya pemerintah menjadi lebih bersih, dan bijaksana tetapi masih dalam taraf perjuangan. Masih ada banyak kasus besar dan kecil di negeri kita tercinta ini menunjukkan betapa sabda Tuhan ini masih jauh dari penghayatannya secara benar. Masih marak prinsip jual beli kekuasaan, kebohongan publik yang merajalela, kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok dikedepankan ketimbang kesejahteraan rakyat, pelanggaran-pelanggaran hak-hak azasi manusia, kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok bermain ketika banyak orang menderita karena dampak pandemi, dan masih banyak yang lain lagi. Hanya Tuhan yang punya kuasa untuk mengubah kehidupan manusia, bangsa dan negara di dunia ini. Bagi anda dan saya: kita diciptakan segambar dengan Allah maka cinta kasih, keadilan, kesejahteraan adalah cita-cita kita dan harus dicapai dengan cara kita masing-masing, sesuai dengan tugas dan panggilan kita, sesuai dengan karunia yang dipercayakan kepada kita, agar Indonesia tangguh dan bertumbuh!

“Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah,” (1 Petrus 2: 16)

Dirgahayu Negara Kesatuan Republik Indonesia!

Bacaan hari ini: Sir. 10:1-8; Mzm. 101:1a,2ac, 3a,6-7; 1Ptr. 2:13-17Mat. 22:15-21.

Author

Write A Comment