Remah Harian

MENYIMPAN DALAM HATI

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Sabtu, 20 Juni 2020, Peringatan Hati Tersuci Maria

“Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya,” (Luk 2: 51).

Sehari setelah kita rayakan Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus kita peringati Hati Tersuci Maria. Kedua devosi ini terkait erat satu sama lain karena “persatuan Bunda dengan Puteranya dalam karya penyelamatan itu terungkap sejak saat Kristus dikandung oleh santa Perawan hingga wafat-Nya,”(KGK no. 964, 1172).

Injil Lukas memperlihatkan Maria kepada kita sebagai teladan kaum beriman yang “menyimpan” segala perkara di dalam hatinya dan bertindak berdasarkan Sabda Allah. Seperti kita, sering kali Maria tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Kitab Suci menampilkan dia yang kagum, bingung dan bahkan cemas. Setelah kelahiran Putranya dan para gembala datang memberitahu tentang apa yang dikatakan malaikat kepada mereka, “semua yang mendengarnya kagum dengan apa yang dikatakan para gembala, tetapi Maria menyimpan segala perkataan itu didalam hatinya dan merenungkannya.” Ketika Putranya, Yesus, tertinggal di Bait Allah, di Yerusalem dan setelah tiga hari mencarinya, Maria berkata: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka….“Ibunya menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya.” Sebagai tanah yang baik, Maria menerima benih Sabda Allah yang datang kepadanya melalui berbagai pengalaman hidup, ia merenungkannya di dalam hatinya, dan benih itu tumbuh dan menghasilkan banyak buah.

Saat ini, banyak dari kita perlahan-lahan kembali atau bersiap untuk kembali ke kehidupan normal. New Normal, kita menyebutnya. Setelah pembatasan sosial berbulan-bulan, banyak orang yang akhirnya melihat cahaya di ujung terowongan. Pandemi mungkin masih jauh dari selesai. Kita semua tahu. Tetapi pembatasan sosial yang ketat sekarang akan berakhir. Kita sekarang mulai terlibat kembali satu sama lain dan terhubung kembali secara fisik. Pandemi ini telah membawa banyak pelajaran yang kita petik. Pelajarannya mungkin tidak langsung jelas bagi kita, tersembunyi di balik pengalaman tidak menyenangkan dan penderitaan, tetapi itu adalah pelajaran yang perlu dan tak pernah dilupakan: kita disadarkan bahwa kita semua sama, kita disadarkan akan keringkihan kita, kita diingatkan perlunya persatuan, solidaritas, gotong-royong, kita diingatkan betapa pentingnya keluarga kita, pentingnya perlindungan dan perawatan bagi yang rentan, pentingnya kebersihan, kita disadarkan bahwa bumi kita sedang sakit……….

Pelajaran apa yang Anda dapatkan dari pandemi virus corona yang kita alami sampai saat ini? Apa dampak pelajaran ini bagi hidup Anda? Pelajaran apa yang anda petik untuk menjalani hidup Anda secara pribadi, untuk berhubungan dengan orang lain, untuk memenuhi misi Anda?

Bacaan Misa hari ini: Yes. 61:9-11; MT 1Sam. 2:1,4-5,6-7.8abcd; R 1a.; Luk. 2:41-51.

Author

Write A Comment