Remah Harian

MENJAMAH DENGAN IMAN

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Senin 7 Februari 2022, Senin Pekan Biasa V
Bacaan: 1Raj. 8:1-7,9-13Mzm. 132:6-7,8-10Mrk. 6:53-56

Ke manapun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.

(Mrk 6: 56)

Seorang dokter berbagi cerita tentang seorang pemuda yang dirawat karena penyakit kusta yang dideritanya. Sambil meletakkan tangannya di bahu pemuda itu, ia menjelaskan jalannya perawatan. Tiba-tiba pemuda itu menangis. Dokter itu bertanya-tanya, apakah ia telah mengatakan sesuatu yang salah atau menyinggung perasaan pasien tersebut. Namun ternyata pemuda itu menangis karena ia telah menyentuhnya. Telah bertahun-tahun, tak seorangpun menyentuhnya, hingga dokter menyentuhnya.

Injil sering menggambarkan Yesus mengulurkan tangan dan menyentuh orang-orang sakit dan orang-orang berdosa. Dan pada Injil hari ini dikisahkan bahwa orang berusaha untuk menjamah-Nya, bahkan hanya menjamah jumbai jubah-Nya, dengan penuh iman, dengan harapan akan sembuh. Mungkin, itu adalah gema dari mukjizat yang terjadi terhadap seorang wanita yang disembuhkan dari pendarahan menahun yang dideritanya hanya dengan menjamah jubah-Nya (Mrk 5: 25 – 29). Dan semua orang yang menjamah jubah-Nya menjadi sembuh (Mrk 6: 56).

Dengan sentuhan, Yesus ingin agar orang-orang yang sakit, yang menderita mengetahui bahwa mereka tidak dilupakan dan dikasihi oleh Tuhan. Bahwa mereka tidak sendiri.

Sentuhan adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling kuat. Ada saat-saat dalam hidup ketika kata-kata menjadi hambar, tak mampu mengungkapkan makna, tetapi sentuhan berbicara banyak. Seorang bayi yang dipeluk di lengan ibunya, tangan yang mengusap kening seorang sakit, tepukan di bahu seorang sahabat yang menyapa dan menguatkan….. Tuhan memanggil kita untuk tidak sekedar prihatin, tetapi mengulurkan tangan, menyentuh, menjamah mereka yang menderita. Untuk menguatkan mereka yang putus asa, untuk mengingatkan mereka yang menderita bahwa mereka tidak sendirian, bahwa Tuhan mengasihi mereka.

Author

Write A Comment