Sabda Hidup
Sabtu, 19 Maret 2022, Hari Raya St. Yusuf Suami St. Maria
Bacaan: 2Sam. 7:4-5a,12-14a,16; Rm. 4:13,16-18,22; Mat. 1:16,18-21,24a atau Luk. 2:41-51a.
“Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.”
(Mat 1: 24)
Seorang gadis sudah cukup lama menjadi anggota JoJoBa, Jomblo-Jomblo Bahagia. Nah kini ia berdoa setiap hari kepada St. Yusuf agar ditunjukkan kepadanya, seorang calon suami yang baik. Sudah bertahun-tahun ia berdoa, memohon bantuan St Yusuf, tapi tak ada tanda-tanda doanya dikabulkan. Ia mulai putus asa. Suatu hari, sepulangnya dari Misa ia berlutut di hadapan patung St. Yusuf di rumahnya dan berdoa seperti biasanya. Tetapi setelah sepuluh menit berdoa, karena jengkel dan putus asa, ia mengambil patung St. Yusuf itu dan melemparnya keluar melalui jendela kamarnya. Patung St Yusuf yang dilemparkan keluar itu mengenai kepala seorang pemuda yang sedang lewat. Kepalanya mengalami cedera yang cukup lumayan. Sambil meringis memegangi lukanya yang berdarah pemuda itu mengetuk pintu rumah gadis itu, meminta penjelasan, mengapa ia dilempar hingga terluka. Gadis itu minta maaf, merawat luka pemuda itu. Belakangan, mereka berteman baik dan setahun kemudian mereka menikah dan membangun keluarga yang bahagia…..
Hari ini kita rayakan Hari Raya St. Yusuf Suami Santa Perawan Maria. Yang masih jomblo, tak perlu melempar orang dengan patung St. Yusuf ya…. 😀
Bayangkan jika Santo Yusuf menolak untuk bekerjasama dengan rencana Allah. Misalnya, jika ia melaksanakan rencananya untuk menceraikan Maria dengan diam-diam. Jika ia tidak mendengarkan malaikat Tuhan yang berbicara kepadanya dalam mimpi.
Namun dalam kerendahan dan ketulusan hatinya, Yusuf mendengarkan Allah. Ia tidak jadi menceraikan Maria diam-diam. Malahan ia membawa Maria ke rumahnya, menjaganya dari segala macam skandal. Betapa St Yusuf amat menjunjung tinggi suara Allah.
St. Yusuf tidak berhenti memikul tanggung jawabnya, ia memastikan bahwa keluarganya akan terlindungi dari bahaya apapun. Ketika ia diberitahu oleh seorang malaikat untuk membawa keluarganya ke Mesir karena ancaman terhadap Yesus, ia membawa mereka ke Mesir (Matius 2:13). Ketika dia diberi tahu oleh malaikat lagi bahwa sekarang mereka dapat kembali ke Israel, ia melaksanaknnya tanpa mengajukan pertanyaan apapun (Matius 2:20).
Semoga kita terinspirasi oleh kehidupan Santo Yusuf: kerendahan hati-Nya, kesediaannya untuk mendengarkan suara Tuhan. Kasih dan perlindungan tanpa syarat untuk istri dan Puteranya. Karakternya menjadi suami dan orang tua yang bertanggung jawab.
Mari kita, seperti St. Yusuf, bekerja dalam keheningan dan ketulusan untuk Tuhan. Mari kita bekerja tanpa mengharapkan publisitas. Marilah kita menerima dan memenuhi tanggung jawab kita kepada Tuhan tanpa menginginkan penghargaan; tanpa memikirkan komisi dan pujian. Semoga kita tidak hanya berpikir untuk keuntungan diri sendiri tetapi untuk kepentingan orang lain. Mari kita menjadi seperti St. Yusuf, membuat keputusan dalam terang rencana Tuhan dan bukan untuk keuntungan pribadi. Semoga kita juga bersikap bijaksana dalam kata-kata sehingga kita tidak melemahkan karakter dan kredibilitas orang lain. Mari kita menjadi seperti St. Yusuf dalam melindungi dan memajukan kebaikan dan kehidupan orang-orang yang kita cintai dan yang dipercayakan kepada kita.