Sabda Hidup
Kamis, 20 Mei 2021, Kamis Pekan Paskah VII
“Bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.”
(Yoh 17: 20 – 23)
Bacaan Injil hari ini menampilkan bagian penutup dari Doa Imam Agung Yesus. Isinya adalah doa agar para murid-Nya bersatu. Di masa sekarang ini kita sudah sering menyaksikan perpecahan dalam keluarga, antar anggota komunitas umat beriman, pertentangan antar negara, dst. Yesus berdoa untuk kesatuan anggota Tubuh-Nya, Gereja yang berziarah: “Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku,” (Yoh 17: 21).
Ada dua cara bersatu: pertama, membeku bersama dan yang kedua, mencair bersama. Tetapi itu bukan persatuan yang diharapkan pada umat Kristen. Yang diharapkan adalah persatuan dalam kasih persaudaraan yang sejati.
Konsili Vatikan II dalam Unitatis Redintegratio artikel 7 mengatakan: “Tidak ada ekumenisme sejati tanpa pertobatan batin. Sebab dari pembaharuan hati, dari ingkar diri dan dari kelimpahan cinta kasih yang sungguh ikhlaslah kerinduan akan kesatuan timbul dan makin menjadi masak. Maka hendaklah dari Roh ilahi kita mohon rahmat penyangkalan diri yang tulus, kerendahan hati dan sikap lemah lembut dalam memberi pelayanan, begitu pula kemurahan hati dalam persaudaraan terhadap sesama. “Kunasehatkan kepada kalian, demikianlah Rasul para bangsa berpesan, “aku yang dipenjarakan dalam Tuhan, supaya menempuh cara hidup yang pantas menurut panggilan kalian. Hendaklah selalu bersikap rendah hati dan lemah-lembut. Hendaklah kalian dengan sabar saling membantu dalam cinta kasih., dan sungguh berusaha memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai (Ef 4:1-3).
Kesatuan itu penting sebab itu menjadi akar kesempurnaan (Yoh 17: 23) dan dengan demikian menjadi:
- Kesaksian yang otentik. Lebih dari kata-kata dan tanda-tanda mujizat yang akan mereka gunakan untuk melayani Injil, kehidupan dan pribadi para murid akan menjadi kesaksian otentik mereka. Mereka harus menjadi tanda dari pesan yang mereka bawa: bahwa Tuhan adalah Satu dan satu dalam karya keselamatan.
- Kekuatan. Kendati mengalami penganiayaan yang kejam di tangan kekaisaran Romawi selama 100 tahun pertama kesaksian Kristen, para pengikut Kristus saling mendukung dan mendorong satu sama lain untuk setia dengan mazmur, pujian, nasihat dan keteladanan iman.
- Pertumbuhan dan pembangunan. Kesatuan dalam pikiran, hati dan tindakan membawa kedamaian dan kemajuan dalam setiap upaya membangun Kerajaan Allah.
ONE is better than one.
Bacaan hari ini: Kis. 22:30; 23:6-11; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; Yoh. 17:20-26.