Sabda Hidup
Rabu, 16 Maret 2022, Rabu Pekan Prapaskah II
Bacaan: Yer. 18:18-20; Mzm. 31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28.
“Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
(Mat 20: 28)
Setiap orang mempunyai kebutuhan untuk diterima dan diakui. Namun banyak orang yang beranggapan bahwa mereka diterima dan diakui jika mereka menjadi “besar”. Untuk itu mereka berusaha maju dalam kekuasaan, kekayaan, dan kecerdasan sebagai sarana untuk mencapai kebesaran. Tak seorang pun dari kita ingin tetap tersembunyi; kita ingin setidaknya diakui karena beberapa pencapaian. Jadi kita berusaha untuk belajar lebih banyak, untuk mendapatkan lebih banyak, dan untuk mencapai lebih banyak.
Pemikiran seperti ini dibentuk oleh anggapan bahwa kebesaran datang dengan kekuatan. Ini sangat jelas di tengah masyarakat kita.
Ada yang percaya bahwa kebesaran datang dengan kekayaan. Kita mengagumi mereka yang kaya seolah-olah segala yang ada dalam diri mereka adalah yang baik dan nyaman. Mereka bangga jika mereka menjadi crazy rich people dan banyak orang ingin terlihat seperti mereka. Ada yang menyamakan kebesaran dengan kecerdasan. Tidak seorang pun dari kita akan menerima dicap sebagai orang bodoh. Banyak juga yang menyamakan kebesaran dengan kekuasaan dan kedudukan. Bahkan ibu anak-anak Zebedeus [dan mungkin Yakobus dan Yohanes sendiri] pun berpikir demikian.
Kristus dalam Injil hari ini membalikkan semuanya itu. Kebesaran bisa datang dengan kekuatan, kecerdasan, dan kekayaan, tetapi kebesaran sejati hanya dapat dicapai dengan melayani.
Melayani adalah jalan Yesus menuju kebesaran. Itu adalah kebesaran yang berlaku tidak hanya di dunia ini tetapi juga di kehidupan yang akan datang. Itu adalah kebesaran yang memungkinkan kita memiliki hidup kekal.
Semoga kami merindukan kebesaran yang dicapai dengan melayani ya Tuhan, terutama melayani-Mu dan mereka yang terpinggirkan. Amin.