Seorang pelaut berjuang hidup di sebuah pulau terpencil, setelah 3 tahun sebelumnya terdampar di pulau tersebut. Suatu hari ia begitu gembira melihat sebuah perahu melempar jangkar tak jauh dari pantai. Sebuah perahu kecil menepi ke pantai dan salah seorang awak kapan memberikan seikat besar surat kabar. “Kapten bilang,” kata awak kapal itu, “bacalah surat kabar ini dan lihat apa yang terjadi di dunia dan mari kita lihat, apakah anda ingin diselamatkan atau tidak!”
Memilih untuk mengikuti Yesus tidak pernah berarti mengasingkan diri di sebuah pulau, menjauh dari pengejaran, cemoohan, cobaan, penderitaan dan kesulitan. Mengikuti Yesus berarti selalu siap menghadapi tantangan yang menantikan kita yang penuh dengan kekacauan dan ketidaknyamanan. Seorang pengikut Kristus harus ada dalam dunia untuk mengubah dunia bersama Yesus. Ia harus memanggul salibnya jika ia sungguh-sungguh memberikan dirinya kepada Yesus.
Hidup bersama Yesus bukanlah pilihan untuk terpisah dari dunia, tetapi memeluk segala realitas di sekelilingnya sambil tetap teguh berpegang pada-Nya. Ia sudah mengingatkan kita: “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu,” (Yoh 15: 18 – 19).
Hidup bersama Yesus bukanlah tidur di atas hamparan bunga mawar yang harum. Jadi, kita tidak seharusnya berdoa untuk hidup yang mudah. Sebaliknya, kita berdoa untuk menjadi orang yang lebih kuat dalam menghadapi tantangan kehidupan dan menghasilkan yang terbaik dari yang telah diberikan Tuhan kepada kita.
Mari kita ingat apa yang dikatakan oleh Ibu Teresa dari Calcutta: “I was called not to be successful but to be faithful. Saya dipanggil bukan untuk sukses tetapi untuk setia.”
Selamat berakhir-pekan. Jangan lupa doakan para imam di Sabtu Imam ini.
Bacaan hari ini: Kis. 16:1-10; Mzm. 100:1-2,3,5; Yoh. 15:18-21.
