Remah Harian

MENGHAKIMI

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Senin, 22 Juni 2020, Senin Pekan Biasa XII

“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.” (Mat 7: 1)

 “Kebalikan dari kasih bukanlah kebencian, melainkan ketidakpedulian,” kata Ibu Theresa dari Calcutta. Kebanyakan dari kita pernah merasakan godaan besar untuk menilai dan menghakimi orang lain. Hari ini Tuhan bersabda: “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.” Kita mungkin akan menafsirkan sabda itu bahwa kita diberitahu supaya kita tidak menghakimi orang lain dan dengan demikian lebih baik kita mengurus urusan kita sendiri. Di sinilah kita dapat jatuh pada godaan yang lebih besar yaitu ketidakpedulian. “Itu bukan urusan saya, mengapa repot-repot….” “Saya tidak ingin mengatakan apa-apa. Toh saya jatuh dalam kesalahan yang sama.” Mungkin kita tergoda untuk mengatakan: “Ah, biar saja, itu kan urusan mereka. Saya sibuk dengan urusan saya.”

Jika kita cermati, komentar-komentar seperti itu bukanlah menghindari kecenderungan menghakimi orang lain, tetapi menempatkan diri sendiri menjadi pusat segala sesuatu. Sering kali, kita sibuk dengan kesalahan orang lain, sehingga mengabaikan pelanggaran kita sendiri yang lebih serius. Kita ingin membangun pencitraan yang lebih baik dan menyembunyikan kelemahan kita.

Merenungkan sabda Tuhan hari ini, kita sadar bahwa mengenali kesalahan orang lain tidak dilarang. Bahkan dalam teks Injil lainnya Yesus mendorong kita untuk memberikan koreksi persaudaraan (correctio fraterna) [Mat 18: 15 dst]. Jadi yang mau disampaikan adalah bahwa kita tidak boleh memberikan penilaian dalam semangat arogansi, lupa akan kesalahan dan kekurangan diri sendiri. Kita dipanggil untuk mengasihi, bukan acuh tak acuh.

Kunci dari semua itu adalah kerendahan hati. Jika kita cukup rendah hati, kita dapat melihat dengan jelas ke dalam diri kita dan mengakui kekurangan dan kesalahan kita. Kita mungkin lebih buruk dari saudara-saudari kita, tetapi itu seharusnya tidak menghalangi kita untuk menyatakan kasih kita kepada mereka, dengan mengoreksi kesalahan atau kekurangan mereka. Memberitahu orang lain tentang kesalahan mereka dengan rendah hati adalah ekspresi kasih kita. Atas cara yang sama, ketika orang lain mengkritik, mengoreksi kesalahan kita, itu adalah kasih yang dinyatakan kepada kita.

Di laut ada cumi-cumi
Di kolam ada gurami
Jangan kita menghakimi
Lebih baik saling koreksi.

Bacaan Misa hari ini: 2Raj. 17:5-8,13-15a,18Mat. 7:1-5.

Author

Write A Comment