Sabda Hidup
Kamis, 4 November 2021, Peringatan Wajib St. Carolus Borromeus
Bacaan: Rm. 14:7-12; Mzm. 27:1,4,13-14; Luk. 15:1-10;
Kita renungkan hari ini perikope Injil Lukas Bab 15: 1 – 10. Dikisahkan di sana, bagaimana para pemungut cukai dan orang-orang berdosa datang kepada Yesus. Pasti ada sesuatu di dalam diri Yesus yang menarik, yang membawa pesona tersendiri, sehingga orang-orang yang terpinggirkan seperti para pemungut cukai dan orang-orang berdosa datang kepada-Nya. Selain perkataan-Nya yang tentunya memberikan harapan bagi mereka yang teraniaya dan terpinggirkan, mereka karena belas kasih yang dialami, mulai melihat diri mereka sendiri sebagai orang yang berharga. Yesus menjangkau orang-orang di sekitarnya melalui sikap-Nya terhadap mereka. Sebuah relasi terekspresi dalam karakter dan sifat pribadi kita. Dalam satu kata: SIKAP, ATTITUDE.
Kita sering berjumpa dengan orang-orang yang sikapnya, pembawaannya, semangatnya, seperti “menular”. Orang-orang yang optimis. Orang yang mampu memberi inspirasi dan motivasi bagi yang lelah dan patah hati, yang terbebani oleh pergumulan mereka. Di sisi lain, ada orang-orang yang kebaikannya hanya namapk dalam kata-kata dan cara mereka mengekspresikan diri menunjukkan bahwa diri mereka yang bermasalah. Kita merasa tidak nyaman dan bahkan tegang di hadapan mereka.
Sikap Yesuslah yang menjadi sumber daya tarik-Nya. Dia dikasihi oleh Bapa. Dia sangat menyadari hal itu. Itulah sumber kepuasan dan kedamaian hati-Nya. Itulah yang dirasakan oleh orang-orang, terutama mereka yang tidak dicintai, terpinggirkan, yang tidak diinginkan. Seluruh keberadaan Yesus mengungkapkan satu hal kepada mereka: engkau diberkati, engkau dikasihi.
Mari kita renungkan sikap kita terhadap orang lain. Apakah membawa kedamaian? Apakah membawa kasih? Apakah membuat orang lain merasa diterima, dikasihi, diampuni? Apakah sikap dan kehadiran saya membawa kasih, penerimaan dan pengampunan Yesus? Singkatnya, apakah saya menghadirkan Dia?
Ada sebuah doa dari Kardinal John Henry Newman yang sangat bagus. Semoga doa ini senantiasa menjadi doa kita juga:
Yesus yang terkasih,
bantulah aku memancarkan keharuman-Mu ke mana pun aku pergi.
Banjiri jiwaku dengan Roh dan hidup-Mu.
Menembus dan memiliki seluruh keberadaanku sepenuhnya
sehingga sepanjang hidupku menjadi pancaran terang-Mu.
Bersinarlah melalui aku, sehingga setiap orang yang aku jumpai
dapat merasakan kehadiran-Mu di jiwaku.
Biarkan mereka memandang kepada-Mu dan tidak memandang saya lagi
tetapi hanya Engkau ya Yesus!
Amin.