Remah Harian

MENGENDALIKAN AMARAH

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Jumat, 11 Maret 2022, Jumat Pekan Prapaskah I
Bacaan: Yeh. 18:21-28Mzm. 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8Mat. 5:20-26

“Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.”

(Mat 5: 22).

Konon, entah benar atau tidak, di kepulauan Solomon, para penduduk di pedalaman mempunyai cara yang unik untuk merobohkan pohon. Jika sebuah pohon terlalu besar untuk ditebang dengan kapak, orang-orang setempat merobohkan pohon itu dengan berteriak terhadap pohon tersebut. Para penebang pohon dengan kekuatan khusus memanjat pohon itu pagi-pagi benar dan berteriak sekeras-kerasnya kepada pohon tersebut. Itu dilakukan selama 30 hari berturut-turut. Mereka percaya bahwa dengan berteriak mereka membunuh roh pohon tersebut. Maka pohon itu akan mati dan tumbang. Mereka yakin bahwa cara itu selalu berhasil.

Kita tidak menumbangkan pohon dengan berteriak, tetapi dengan chainsaw. Tetapi mari kita perhatikan diri kita masing-masing: dalam sehari, berapa kali berteriak atau memaki? Ketika berada di kemacetan, ketika jalur kita diserobot… kepada mobil yang mogok, kepada tv yang tidak mau “on”, berteriak kepada anak-anak, kepada pasangan, kepada pembantu, kepada karyawan, kepada tetangga….

Mari kita belajar dari orang-orang Solomon itu. Berteriak kepada makhluk hidup akan “membunuh” roh makhluk tersebut. Anda memukul dengan kayu atau batu, akan meretakkan tulang. Tapi kata-kata kita, dapat menghancurkan hati….

Lalu, apakah kita tidak boleh marah? St Paulus memberi nasehat: “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis,” (Efesus 4: 26 – 27). Marah yang benar tentu baik. Namun janganlah kemarahan kita menjadi pintu masuk bagi Iblis. Maka, saat kita marah, padanglah salib Yesus, mohon kekuatan Tuhan untuk mengendalikan diri, dan rahmat pertama-tama keinginan untuk memaafkan, dan kemudian benar-benar mengampuni mereka yang telah melukai kita.

Author

Write A Comment