Remah Harian

MENGENANGKAN MEREKA YANG TELAH MENINGGAL

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Selasa, 2 Nopember 2021, Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
Bacaan: 2Mak. 12:43-46; Mzm. 130:1-2,3-4,5-6a,6-7,8; 1Kor. 15:20-24a.25-28Yoh. 6:37-40.

“Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”

(Yoh 6: 40)

Hari ini kita mengenangkan saudara-saudari kita terkasih yang sudah meninggal. Kita bersyukur kepada Tuhan karena ia telah mengaruniakan mereka yang telah mendahului kita kepada kita. Bagi banyak orang, bulan November, dan bukan hanya hari ini, menjadi waktu yang dipersembahkan untuk mengenang arwah-arwah orang beriman. Kita berdoa bagi mereka, bagi mereka yang telah bersukacita karena pengenalan akan Kristus dan Injil-Nya dan juga mereka yang yang belum diterangi oleh cahaya Paskah dan hidup tanpa harapan. Kita ingin agar kasih kita merangkul semua saudara yang sudah meninggal.

Setiap tahun, saat hari ini tiba, kenangan-kenangan dibuka kembali. Kita ingat wajah-wajah dan nama-nama orang-orang yang telah atau pernah terhubung dengan kita. Ada yang merasakan saat ini dengan kesedihan. Mereka tidak mampu menanggung kenangan atau sakit karena perpisahan. Namun bagi yang lain, hari ini adalah pengingat bahwa kita masih mempunyai ‘hal-hal yang harus kita lakukan dan peziarahan yang harus kita jalani’ senelum kita bergabung dengan orang-orang terkasih yang sudah mendahului kita. Kita bersyukur kepada Allah bagi orang-orang yang telah Ia tempatkan di jalan kehidupan kita dan telah membantu kita menjadi diri kita saat ini.

Sabda Yesus dalam Injil Yohanes memberi kita harapan kokoh. “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang,” (Yoh 6: 37). Bukan karena kita pasti mendapatkan “pensiun surgawi” karena hidup kita yang baik. Tetapi karena Yesus menghendaki setiap orang selamat. Tak seorangpun akan dibuang. “Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman,” (Yoh 6: 40). Dengan demikian, kematian bukanlah akhir, tetapi suatu awal yang baru, gerbang menuju kepenuhan hidup.

Sering kali kata “kematian” menjadi sesuatu yang tabu. Banyak orang bahkan takut berbicara tentang kematian dan melakukan usaha apapun untuk menghindar dari suatu yang sudah pasti yaitu kematian dan selalu berusaha menunda “perjumpaan” dengan maut. Dengan segala usaha kita berdoa agar saat itu ditunda.

Kita ingat bagaimana Martha dan Maria juga bahwa saat Lazarus sakit Yesus justru tidak ada bersama mereka, seakan-akan membiarkannya mati. Acap kali kita juga mengeluh karena Tuhan dan para kudus seakan tidak campur tangan untuk menjaga hidup biologis orang-orang yang kita kasihi.

Namun, Yesus dalam Injil telah banyak kali mengatakan bahwa maut itu tidak ada. Itu artinya, orang-orang yang kita kasihi, meski kini kita tidak dapat melihat mereka, tetap hidup. Hidup mereka tidaklah sempurna. Banyak salah yang telah mereka perbuat. Cara terbaik untuk menunjukkan cinta kita kepada mereka adalah melanjutkan apa yang baik yang telah mereka lakukan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah mereka buat.

Dalam rangka Hari Raya memperingati arwah semua orang beriman (2 November), setiap orang Katolik memperoleh indulgensi penuh bagi orang yang sudah meninggal. Caranya: mengunjungi makam atau mendoakan arwah dari tanggal 1 – 8 November. Indulgensi artinya kelunakan hati, kelembutan hati, kemurahan hati, pengampunan dan pembebasan. Indulgensi itu akan dikaruniakan Tuhan kepada saudara-saudara kita yang didoakan. Namun jika ternyata mereka yang kita doakan itu sudah naik surga, maka rahmat tersebut akan dilimpahkan kepada kita.

Saat kita mengenangkan orang-orang tercinta yang telah meninggal hari ini, kita juga ingat akan kematian kita sendiri. Pertanyaan terpenting adalah: apakah kita siap menghadapi saat yang tak terelakkan itu, saat kita mempertanggungjawabkan kehidupan kita di hadapan Tuhan? Mempersiapkan kematian bisa berarti melakukan perbuatan baik sementara kita masih punya waktu di dunia ini. Tuhan kita dengan jelas mengatakan: “Kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya,” (Mat 6:20). Tentu jawaban atas pertanyaan di atas tidak hanya kita jawab saat kita mengenangkan arwah semua orang beriman saja, tetapi kita jawab dalam perjuangan hidup kita sehari-hari sebagai hamba-Nya yang setia.

Author

Write A Comment