Sabda Hidup
Rabu, 13 Oktober 2021, Rabu Pekan Biasa XXVIII
Bacaan: Rm. 2:1-11; Mzm. 62:2-3.6-7.9; Luk. 11:42-46.
Apa yang akan anda buat bila anda harus mempersembahkan persepuluhan dari kemangi, rica dan seledri yang anda tanam di pinggir teras rumah anda? Tetapi itulah yang dilakukan oleh para Farisi dan Ahli Taurat yang dikecam oleh Yesus dalam Injil hari ini.
Allah memerintahkan persepuluhan bagi hasil panen yang pertama, sebagai suatu ungkapan syukur dan hormat bagi penyelenggaraan dan pemeliharaan Allah atas umatnya (Ulangan 14: 22; Imamat 27:30). Para ahli Taurat melangkah lebih jauh lagi. Mereka mengharuskan persepuluhan bagi hal-hal kecil dan tak penting secara detil dan tepat seperti selasih, inggu dan segala jenis sayuran. Mereka memperhatikan hal-hal kecil sampai sedetil-detilnya tetapi melupakan perhatian bagi mereka yang lemah dan membutuhkan. Hati mereka dipenuhi dengan kebanggaan karena praktek-praktek keagamaan seperti itu, tapi mereka membebani umat dengan hal-hal yang tak perlu, dan melalaikan kasih terhadap yang miskin dan lemah.
Esensi dari perintah-perintah Allah adalah kasih – kasih terhadap Allah dan sesama yang dicipta seturut dengan gambar Allah. Allah adalah kasih (1 Yoh 8) dan apa saja yang dilakukan-Nya mengalir dari kasih-Nya kepada kita. Cinta-Nya tanpa syarat dan sepenuhnya bertujuan untuk kebaikan orang lain. Kasih sejati merangkul sesama dan meringankan beban sesama. St Paulus telah mengingatkan kita bahwa “Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus” (Rom 5: 5). Allah mengaruniakan kepada kita masing-masing rahmat yang cukup untuk mengasihi. Sudahkah karunia itu dibagikan kepada mereka yang membutuhkan? Apakah anda meringankan beban sesama atau justru membebani mereka?