“Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”
Ketika kita berbuat dosa, ada dua pihak yang terlibat – saya, si pendosa dan yang tersakiti. Sama seperti kasus kejahatan, ada si pembuat kejahatan dan korban kejahatan.
Injil hari ini berbicara tentang bagaimana si pendosa dan si korban atau yang tersakiti oleh dosa itu harus bertindak. Si pendosa harus mengatakan kebenaran. Anda mungkin menderita karena mengatakan kebenaran, tetapi anda akan menemukan kedamaian. Sering kali yang dilakukan adalah usaha menutupi dosa atau kesalahan, mengarang cerita yang berbeda, atau menyalahkan orang lain. Seharusnya, seorang pendosa harus bertanggungjawab atas kejahatan atau dosa atau pelanggaran yang dibuatnya.
Di pihak lain, pihak yang tersakiti atau korban, haruslah murah hati dan berbelas kasih – siap untuk mengampuni.
Kita semua pasti pernah pernah berbuat dosa atau kesalahan terhadap orang lain. Apa yang anda perbuat? Menutupi dosa dan kesalahan dengan kebohongan demi kebohongan? Kita juga pasti pernah menjadi pihak yang tersakiti atau korban dosa atau kesalahan orang lain. Bagaimanakah sikap anda? Menyimpan dendam? Mengeraskan hati?
Mari kita belajar dari Tuhan sendiri. Berkata benar jika kita berdosa atau bersalah. Bermurah hati dan berbelas kasih jika kita tersakiti. Bukankah setiap kali kita berdoa: “Ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami” ?
Terang bulan, terang cahayanya
Cahaya memancar ke pohon jati
Jikalau anda ingin bahagia
Saling mengampunilah sepenuh hati.
Selamat mengampuni. JLU!
1 Comment
Pingback: PENGAMPUNAN: SULIT? – REMAH SABDA