Sabda Hidup
Selasa, 23 Agustus 2022, Selasa Pekan Biasa XXI
Bacaan: 2Tes. 2:1-3a,13b-17; Mzm. 96:10,11-12a,12b-13; Mat. 23:23-26.
“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik… Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.”
(Mat 23: 23 – 24)
Di Papua, khususnya di daerah tepi laut, sungai atau area bersemak terdapat serangga yang disebut agas. Serangga satu ini memang jarang terdengar. Agas adalah salah satu serangga yang mirip dengan nyamuk. Agas berukuran sangat kecil, sehingga banyak orang yang tidak menyadari akan kehadiran agas. Gigitan agas juga sering tidak terasa, tapi setelah itu area gigitan akan menimbulkan bercak merah sangat gatal dan perih.
Apa hubungan agas dengan perikope Injil hari ini? Dalam Mat 23: 24 dikatakan: “Nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan.” Dalam bahasa Inggris lebih dramatis: “You strain out a gnat but swallow a camel!” Agas kamu tapiskan, tetapi unta kamu telan! Agas lebih kecil dari nyamuk! Tentu ini merupakan suatu ungkapan hiperbola untuk mengatakan bahwa hal-hal kecil diperhatikan tetapi yang utama diabaikan. Para ahli Taurat dan orang Farisi disibukkan dengan hal-hal kecil dan tidak penting, seperti membayar persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan, tetapi yang penting dari hukum Tuhan, seperti keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan dilupakan.
Injil juga menunjukkan bahwa perhatian utama para ahli Taurat dan para Farisi sebagai pemimpin agama adalah penampilan luaran, tetapi yang internal dan esensial diabaikan. Yang penting bagi Yesus adalah perubahan hati, pertobatan, dan gaya hidup yang direformasi. Bagaimana dengan saya dan anda? Jangan-jangan kalau di gereja kita sangat khusyuk berdoa, rajin rosario, rajin novena, tidak pernah absen misa…. tetapi sekeluarnya dari gereja…. hmmm….
Menurut anda, apa yang essensial dan penting dalam hidup anda? Bagaimanakah anda mempraktekkan keadilan belas kasih dan kesetiaan?
Mari kita ingat sabda Yesus: “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan,” (Mat 12: 7). Semoga kita tidak menjadi farisi-farisi masa kini yang dengan cermat mempraktikkan ketaatan dan kesalehan luaran namun bertindak tidak adil, tidak murah hati, sombong, tidak sabar, kejam, keras kepala, mudah tersinggung, dan mudah menghakimi. Mari kita belajar mengasihi Tuhan yang hidup di dalam diri sesama dengan memberikan pelayanan dan rela berkorban bagi mereka dengan kasih tanpa syarat.