Sabda Hidup
Jumat, 17 November 2023, Jumat Pekan Biasa XXXII
Bacaan: 2Yoh. 4-9; Mzm. 119:1,2,10,11,17,18; Luk. 17:26-37
Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya,”
(Luk 17: 33).
Ada tiga hal yang dapat kita pelajari dan renungkan dari perikope Injil hari ini yang berbicara tentang akhir jaman dan kedatangan Anak Manusia.
Pertama, dunia pasti akan tiba pada akhirnya. Dan oleh sebab itu, segala ciptaan hendaknya membantu kita untuk mengarahkan pikiran dan hati kita pada Allah. Alam semesta adalah ciptaan Allah dan mempunyai peran di dalam rencana kekal Allah. Gereja mengundang kita untuk melihat segala sesuatu sebagai karya Allah yang indah tetap akan berakhir.
Kedua, suatu saat Kristus akan datang lagi dan memanggil kita ke rumah kita yang sejati untuk bersama Bapa dan para kudus. Waktu yang diberikan kepada kita itu pendek dan kita tidak dapat menentukan berapa banyak waktu yang kita dapat. Itulah sebabnya Kristus mengingatkan kita agar hidup kita mempunyai maksud dan makna. Dunia, masyarakat, mereka yang kita kasihi bahkan kita sendiri dapat membantu, tetapi tidak dapat menentukan apa makna hidup kita dan perjalanan rute hidup yang harus kita ikuti. Dialah yang menentukan jalan yang baik dan Ia akan membawa mereka yang mengikuti jalan itu ke dalam kerajaan-Nya dan menikmati kebahagiaan kekal. Mereka yang tidak mengikuti jalan-Nya akan dibuang dari hadapan-Nya selama-lamanya.
Ketiga, jalan ke surga adalah jalan KASIH. Yesus berkata, “Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.” Sabda ini seperti kompas yang menunjukkan jalan kepada kehidupan kekal. Hanya ada satu jalan untuk menghidupi hidup kita yakni KASIH. Kasih adalah memberikan diri secara total sehingga orang lain bahagia. Itulah kasih Kristus, keutamaan yang kita terima saat kita dipermandikan.
Jadi, apa tujuan hidup anda? “Makan, minum, dan bersenang-senang karena besok kita akan mati?” Atau, karena hidup kita di bumi ini begitu singkat, maka kita lakukan yang terbaik dan melayani sesama kita. Saat kita menunggu kedatangan kembali Tuhan kita Yesus Kristus, mari kita dengan kreatif menjalani hidup yang bermakna.
Wilfred A. Peterson dalam “The Art of Giving” menulis, “Sambil bersyukur atas karunia Allah bagi kita, hendaknya kita berbagi karunia itu dengan orang lain. Seni memberi meliputi banyak bidang. Ini adalah cara hidup yang berkelimpahan.” Ia menambahkan, “Hal terbaik yang dapat diberikan manusia kepada kurun waktu yang diberikan kepada kita adalah karunia hidup yang konstruktif dan kreatif.”
Mari menantikan Yesus dengan aktif dan kreatif. Mari kita hitung berkat kita dan berbagi karunia apa pun yang kita miliki. Dan marilah kita berbagi berkat itu dengan hidup seperti Kristus, yang datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani.