Sabda Hidup
Sabtu, 3 Juli 2021, Pesta St. Thomas Rasul
Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”
[Yoh 20: 24 – 25]
Pernahkah anda membolos misa hari Minggu? Anda bukan yang pertama. Thomas lah yang pertama bolos hari Minggu. Dan apa yang ia dapatkan? Ia melewatkan kehadiran Tuhan yang bangkit.
Ketika Yesus menampakkan diri kepada murid-murid yang lain, St. Thomas tidak hadir. Dia memisahkan diri dari murid-murid lainnya. Dia memutuskan untuk sendirian dengan kesedihan dan keraguannya. Dia tidak mempercayai kata-kata murid-murid lainnya. Baginya, percaya berarti ada bukti dulu, tunjukkan bukti. Baginya, iman adalah melihat lalu percaya.
Setelah mengatasi keraguannya, St Thomas sepenuh hati dan hidup menjalani imannya dan memberikan diri sepenuhnya untuk melayani Yesus. Tradisi mengatakan bahwa ia mewartakan Injil di India Selatan dan menjadi martir di sana.
Bagi kita, mari kita ingat ketika kita menarik diri dari komunitas iman kita, menarik diri dari Gereja, seperti yang St. Thomas lakukan, kita kehilangan peluang yang besar. Saat kita memisahkan diri dan memilih untuk sendiri, tidak mengikuti kegiatan bersama, seperti Ekaristi, dan menarik diri dari karya Allah lainnya, kita kehilangan cinta dan kehadiran Yesus yang telah bangkit.
Saat-saat pandemi sekarang ini memaksa kita menjaga jarak seorang dengan yang lain. Akan tetapi, hendaknya hal itu tidak mengurangi kesatuan, keterkaitan kita satu sama lain. Pada misa Minggu Palma 28 Maret lalu Paus Fransiskus mengingatkan bahwa Iblis memanfaatkan krisis untuk menabur ketidakpercayaan, keputusasaan, dan perselisihan. Pandemi telah membawa penderitaan fisik, psikologis, dan spiritual. Maka di masa sulit sekarang ini kita perlu saling meneguhkan, saling menguatkan, saling berbagi pengalaman iman. Dalam “kebersamaan” – walau banyak hanya dilaksanakan secara virtual – kita mengalami kehadiran Tuhan.
Bacaan Hari ini: Ef. 2:19-22; Mzm. 117:1,2; Yoh. 20:24-29.