Remah Harian

Melihat Secara Positif

Pinterest LinkedIn Tumblr

Seorang guru mempunyai kebiasaan yang aneh. Ia selalu membungkuk, menghormat kepada murid-muridnya sebelum kelas mulai. Kepala sekolah yang merasa terusik oleh kebiasaan guru itu bertanya kepadanya, mengapa harus membungkuk kepada para murid. Guru itu berkata, “Bapak Kepala Sekolah, dalam diri setiap murid ada begitu banyak potensi. Anda tak akan pernah tahu jika salah satu dari mereka akan menjadi presiden negara kita kelak.”

Sayangnya, tidak setiap orang dari kita mempunyai pandangan positif terhadap martabat setiap orang. Mengkritik orang lain mungkin masih baik. Tetapi banyak orang yang lebih gampang mencela, nyinyir, atau mem-bully orang lain. Apalagi orang yang berseberangan, yang menjadi lawan politik, atau saingan. Saya sendiri harus mengakui bahwa tidak jarang saya juga jatuh dalam jebakan itu.

Yesus sendiri menghadapi pengalaman negatif itu. Ia ditempatkan dalam suatu kategori tertentu dan menderita karena itu. “Ah, bukankah kita kenal orang tua dan saudara-saudaranya?” Jadi, ia harusnya begini dan begitu. Familiarity breeds contempt, kata orang. Keakraban melahirkan penghinaan. Tapi, apakah mereka benar-benar mengenal Yesus? Jika iya, seperti yang dikatakan Petrus setelah Pentekosta, tentu mereka tidak akan membunuh-Nya.

Bahkan sekarang ini, tidak gampang untuk melihat Yesus dalam diri setiap orang, apalagi dalam diri mereka yang “nyebelin”, yang menjengkelkan, yang menjadi duri dalam daging…. Sungguh merupakan suatu rahmat jika kita dapat melihat Yesus dalam diri setiap orang. Jika kita dapat melakukannya, kita juga mengenali kehadiran Tuhan dalam diri kita. Mari kita lihat, apakah kehadiran-Nya dalam diri kita telah mengubah diri kita.

Selamat pagi, selamat ber-Jumat-pertama. Semoga kita semakin mampu melihat secara positif.

Bacaan hari ini: Yer. 26:1-9; Mat. 13:54-58.

Author

Write A Comment