Sabda Hidup
Kamis, 7 Mei 2020, Kamis dalam Pekan Paskah IV
“Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya,” (Yoh 13: 16).
Sabda itu diucapkan Yesus setelah Ia membasuh kaki para rasul dalam perjamuan terakhir. Yesus juga bersabda: “Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu,” (Yoh 13: 14 – 15). Kalau Tuhan dan Guru kita melayani, sampai merendahkan diri sebagai hamba, maka kita yang mengikuti-Nya juga harus melayani seperti Dia.
Yesus mengundang kita untuk melayani, karena Ia sendiri datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani. Ia menghendaki kita untuk rendah hati bahkan saat kita melayani, karena kerendahan-hati adalah ciri khas dari pelayanan-Nya.
Lalu, bagaimana kita melayani? Richard J Foster, seorang penulis dan teolog Kristen dalam Celebration of Discipline: The Path to Spiritual Growth, memberi perbandingan antara pelayanan yang lebih berpusat pada diri kita sendiri dan pelayanan yang berpusat pada Kristus:
- Pelayanan yang berpusat pada diri sendiri sibuk mencari hasil yang mengesankan. Kita bersemangat dalam pelayanan ketika pelayanan itu besar atau bertumbuh menjadi besar, ketika semua orang berkata: “Wow….” Sedangkan pelayanan yang berpusat pada Kristus tidak membedakan entah itu besar atau kecil. Ia tidak pilih-pilih kesempatan apapun untuk melayani.
- Pelayanan yang berpusat pada diri sendiri membutuhkan imbalan, penghargaan, tepuk tangan…. Dengan pelayanan yang berpusat pada Kristus kita tetap merasa gembira walau tersembunyi. Persetujuan ilahi saja cukup.
- Pelayanan yang terpusat pada diri sendiri memburu hasil. Kita bisa kecewa ketika hasil ternyata tidak seperti yang diharapkan. Pelayanan yang berpusat pada Kristus bebas dari keinginan untuk menghitung-hitung hasilnya; ia gembira hanya karena sudah melayani.
- Pelayanan yang berpusat pada diri sendiri dipengaruhi oleh perasaan. Sedangkan pelayanan yang berpusat pada Kristus, melayani dengan sederhana dan setia karena ada kebutuhan untuk pelayanan.
- Pelayanan yang berpusat pada diri sendiri berfokus pada pemenuhan kebutuhan; menuntut kesempatan untuk membantu. Pelayanan yang berpusat pada Kristus mendengarkan dengan lembut dan sabar, bahkan dengan kehadiran yang berkualitas kita sudah dapat melayani.
Sebagai akhir renungan ini, mari kita renungkan kata-kata Paus Paulus VI dalam Evangelii Nuntiandi: “Manusia modern tidak lagi mendengarkan para pengajar tetapi melihat kesaksian nyata. Jika mereka mendengarkan kepada seorang pengajar, itu karena ia pertama-tama adalah saksi nyata.”
Buat apa makan duren…
Kalau tidak ada yang menemani.
Buat apa berpenampilan keren…
Kalau tidak setia melayani.
Selamat melayani.
Bacaan Misa hari ini: Kis. 13:13-25; Mzm. 89:2-3,21-22,25,27; Yoh. 13:16-20.