Sabda Hidup
Jumat 8 Januari 2021, Jumat Sesudah Penampakan Tuhan
“Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.”
(Luk 5: 12 – 13)
Kisah sederhana Injil hari ini tentang penyembuhan seorang kusta menunjukkan kepada kita arah dan komitmen yang harus kita ambil dalam semangat Natal dan Tahun baru:
- Kuasa sentuhan dan peneguhan. Si penderita kusta tidak hanya menderita penyakit secara fisik. Ia secara religius dan sosial terbuang, penyakitnya sering kali dianggap sebagai kutukan dari Allah. Ia “dikarantina” secara ekstrim. Bayangkan efek dari kata-kata Yesus baginya: “Aku mau, jadilah engkau tahir!”. Rasakan betapa ia gemetar karena sukacita dan itu terasa di seluruh tubuhnya, ketika Yesus “melanggar karantina” dan menjamahnya. Ada banyak orang yang “dikarantina” di sekitar kita, bukan karena sakit, tetapi karena hal-hal lain. Mari kita mengasihi sesama secara nyata. Mari, komunikasikan perhatian kita kepada sesama dengan sentuhan kasih, dan ungkapan-ungkapan lain yang membebaskan dan meneguhkan.
- Tanda dan sarana rekonsiliasi. Dengan sentuhan yang menyembuhkan, Yesus tidak hanya memberikan kesembuhan fisik kepada si kusta. Ia memulihkan hubungan si kusta dengan keluarga, sahabat-sahabatnya dan masyarakat. Si kusta telah menderita karena disingkirkan, dan kini Yesus mendamaikan ia kembali dengan orang lain. Maka ia diminta untuk pergi memperlihatkan diri kepada imam dan memberikan persembahan atas pentahirannya seperti diperintahkan Musa, sebagai bukti secara sosial dan religius. Kita pun diutus untuk menjadi tanda dan sarana persatuan dan rekonsiliasi ketika terjadi intrik-intrik dan pengasingan. Seperti Yesus, kita pun harus bermomitmen untuk membangun jembatan, bukan pemisahan.
- Kuasa doa. Kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka (5: 15). Tetapi Ia tidak mengorbankan waktunya untuk “menyendiri” dan berdoa. Bahkan alam pun perlu kesunyian malam untuk disegarkan kembali bagi hari berikut. Demikian juga kita.
Semoga kita semua mengikuti arah dan komitmen yang telah Yesus tunjukkan kepada kita. Bacaan Misa hari ini: 1 Yoh 5: 5 – 13; Luk 5: 12 – 16