Pesta Maria Dikandung Tanpa Noda, dalam bentuknya yang paling awal, kembali ke abad ketujuh, ketika gereja-gereja di Timur mulai merayakan Pesta Dikandungnya Santa Anna, ibu Maria. Hari Raya ini merayakan konsepsi (dikandungnya) Santa Perawan Maria di rahim Santa Anna; dan sembilanbulan kemudian, pada tanggal 8 September, kita merayakan Kelahiran Santa Perawan Maria.
Seperti yang dahulu dirayakan (dan sebagaimana masih dirayakan di Gereja-gereja Ortodoks Timur), Pesta Konsepsi (Dikandungnya) Santa Anna tentu tidak memiliki pemahaman yang sama seperti Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda di Gereja Katolik saat ini. Pesta ini masuk ke gereja Barat sekitar abad ke-11 dan kemudian mulai diikuti dengan kontroversi teologis yang berkembang. Baik Gereja Timur maupun Gereja Barat mempertahankan bahwa Maria terbebas dari dosa sepanjang hidupnya, namun ada perbedaan pengertian tentang arti dari hal itu.
Perkembangan Ajaran tentang Maria Dikandung Tanpa Noda
Karena doktrin dosa asal, beberapa orang di Barat mulai percaya bahwa Maria tidak mungkin tidak berdosa kecuali jika dia diselamatkan dari Dosa Asal pada saat konsepsinya (dengan demikian ia dikandung “tak bernoda”). Akan tetapi para teolog lain, termasuk St. Thomas Aquinas, berpendapat bahwa Maria tidak dapat ditebus jika dia tidak punya dosa, paling tidak punya dosa asal.
Terhadap keberatan Santo Thomas Aquinas itu, muncul tanggapan seperti dikatakan oleh Beato John Duns Scotus (wafat tahun 1308), adalah bahwa Tuhan telah menguduskan Maria pada saat pembuahannya sebagai “persiapan” Perawan Maria untuk melahirkan Kristus. Dengan kata lain, dia juga telah ditebus, namun penebusannya selesai pada saat pembuahannya, dan bukan dalam Pembaptisan seperti kita.
Penyebaran Pesta ini di Barat
Setelah penegasan dari Duns Scotus itu pesta ini menyebar keseluruh penjuru gereja Barat, meski sering dirayakan pada Pesta Dikandungnya Santa Anna. Pada tanggal 28 Februari 1476, Paus Sixtus IV memperluas pesta itu ke seluruh Gereja Barat, dan pada tahun 1483 mengancam akan mengekskomunikasi mereka yang menentang doktrin Konsepsi Tak Bernoda. Menjelang pertengahan abad ke-17, semua oposisi terhadap doktrin tersebut di Gereja Katolik padam.
Pemakluman Dogma dari Maria Dikandung Tanpa Noda
Pada tanggal 8 Desember 1854, Paus Pius IX secara resmi mengumumkan Maria Dikandung Tanpa Noda sebagai dogma Gereja, yang berarti bahwa semua orang Katolik harus menerimanya sebagai kebenaran. Seperti yang Bapa Suci tulis dalam Konstitusi Apostolik Ineffabilis Deus, “Kami menyatakan,mengumumkan, dan menentukan bahwa doktrin yang menyatakan bahwa Santa Perawan Maria, sejak konsepsinya (sejak ia dikandung), dengan kasih karunia dan perkenanan Allah Yang Maha Kuasa , mengingat jasa/pahala Yesus Kristus, Juruselamat umat manusia, dipelihara bebas dari semua noda dosa asal, adalah sebuah doktrin yang diwahyukan oleh Tuhan dan oleh karena itu dapat dipercaya dengan teguh dan tetap oleh semua umat beriman.”
Renungan
Apa yang kita rayakan hari ini menggarisbawahi kebenaran bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Kita merayakan Konsepsi Tak Bernoda – penciptaan Maria di rahim ibunya – dan kita sekali lagi terpesona melihat bagaimana Allah bekerja. Allah begitu mencintai dunia sehingga dalam kepenuhan waktu, dia memberikan Putera-Nya yang tunggal untuk dilahirkan di dunia. Namun kita ingat, Ia juga memberi kita Maria – “bejana” yang sempurna untuk “menampung” Putera-Nya, seorang wanita yang tidak ternoda oleh dosa asal sehingga, sejak saat pembuahannya, ia tak bernoda. Dengan melakukan itu, Allah menetapkan panggung untuk peristiwa indah yang baru saja kita dengar dalam Injil– pemakluman kabar yang lain yakni Maria mengandung Yesus di dalam rahimnya.
Bagi dunia yang skeptis – atau remaja yang kebingungan di Nazaret – semuanya kedengarannya tidak mungkin. Tapi tentu saja: tidak ada yang mustahil bagi Allah. Pesta ini menggarisbawahi kasih berlimpah-ruah yang membawa kegembiraan bagi dunia. Dan itu ditempatkan di hadapan seorang gadis petani sederhana namun “penuh kasih karunia,” kolaborator besar dalam rencana Allah untuk keselamatan kita. Bagaimana mungkin kita tidak bersuka cita dalam hal ini? “Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan,” kata pemazmur, “karena Ia telah melakukan perbuatan yang menakjubkan.” Dia telah membuat menyatakan keselamatan-Nya!
Hari ini, secara khusus, kita kenangkan sebuah peristiwa keselamatan yang dimulai jauh sebelum Injil pertama ditulis. Sebelum peristiwa makam kosong. Sebelum peristiwa Kalvari. Sebelum mukjizat dan ajaranNya. Sebelum Kristus berjalan di atas air atau memberi makan orang banyak, sebelum peristiwa di kandang Betlehem, dan bahkan sebelum kunjungan malaikat di Nazaret. Ini adalah sebuah penyelamatan yang secara nyata dimulai pada peristiwa yang kita kenangkan sekarang ini: Konsepsi Maria yang Tak Bernoda.
Di sinilah kisah Maria dimulai, dan dalam arti tertentu, kisah kita juga. Di sini dimulai rangkaian peristiwa mulia menuju pada keselamatan kita. Kita perlu mengenangkan peristiwa ini. Kita perlu memeluk “keajaiban cintaNya” ini di dekat hati kita, dan terus mengingatnya – sama seperti peristiwa-peristiwa besar lainnya dalam sejarah kita, saat-saat yang menentukan hidup kita dan atas cara tertentu meninggalkan jejak Tangan Tuhan dalam hidup kita.
Selamat Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda. Selamat ulangtahun yang ke-164 Tarekat MSC. Ametur Ubique Terrarum Cor Iesu Sacratissimum.
Bacaan misa hari ini: Kej. 3:9-15,20; Mzm. 98:1,2-3ab,3bc-4; Ef. 1:3-6,11-12; Luk.1:26-38.