Sabda Hidup
Kamis, 22 Juli 2021, Pesta Sta. Maria Magdalena
Bagi banyak orang, Maria Magdalena dikenal sebagai selebriti Gereja perdana. Jauh sebelum gambaran sensasional tentang Maria Magdalena yang ditulis oleh Dan Brown dalam The Da Vinci Code, Maria Magdalena adalah seorang pribadi yang dikelilingi dengan legenda dan mitos: bahwa ia adalah keturunan keluarga bangsawan, bahwa ia menikah dengan Yesus dan mempunyai anak, bahwa ia adalah seorang imam perempuan di kuil Romawi di Magdala, bahwa sesudah kebangkitan Kristus ia pergi ke Perancis, atau ke Efesus dengan Maria Ibu Yesus. Tak satupun dari semuanya itu benar, dan mungkin tak satupun faktual. Jadi, apa yang kita tahu tentang Maria Magdalena?
Dalam Injil ia disebut “Maria yang disebut Magdalena,” yang berarti bahwa ia berasal dari Magdala, sebuah kota kecil dekat Tiberias, di pantai barat danau Galilea. Kita tidak mengetahui latar belakang keluarganya, namun jika ia adalah salah satu dari perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dan mendukung Yesus secara finansial (Lih. Luk 8: 2), tentu ia mempunyai pendapatan yang cukup. Menurut Injil Markus dan Lukas, tujuh setan diusir dari dalam diri perempuan ini oleh Yesus. Ia hadir saat penyaliban dan pemakaman Yesus, dan tentu saja seperti dikisahkan dalam Injil hari ini, saat kebangkitan-Nya. Bukankah Maria Magdalena adalah perempuan yang tertangkap basah berbuat zinah, dan bukankah dia adalah perempuan yang mengurapi kaki Yesus dengan minyak wangi dan mengeringkannya dengan rambutnya? Akan tetapi nama perempuan yang tertangkap berbuat zinah tidak diketahui dan Maria yang mengurapi kaki Yesus dengan minyak wangi kemungkinan besar adalah Maria saudara Martha dan Lazarus (Yoh 12: 23).
Gambaran banyak orang tentang Maria Magdalena sebenarnya adalah suatu kombinasi dari beberapa perempuan yang disebut dalam Injil-Injil. Jadi, apa tanggapan kita? Apakah kita akan menerima bahwa kita tidak mengenal dia sama sekali dan berusaha untuk mencari tahu? Atau kita terima saja rupa-rupa gambaran tentang dia yang belum tentu benar? Apakah kita akan memandang dan menilai dia sebagai seorang pribadi riil atau berdasar gossip dan rumor, legenda dan mitos? Sering kali kita menilai orang terlebih dahulu baru kemudian mencari fakta-fakta. Siapa saja yang ingin mengikuti Kristus mesti sadar akan godaan untuk menilai orang lain terlebih dahulu. Kita semua membawa pelbagai macam prasangka-prasangka dalam hidup kita. Sebagai seorang yang menderita secara mental [dibebaskan dari tujuh roh jahat] mungkin Maria Magdalena telah lebih dahulu menerima pandangan-pandangan dan tanggapan negatif dari orang lain. Siapa yang mau dekat dengan seorang dengan tujuh roh jahat dalam dirinya? Namun, Yesus mengulurkan tangan-Nya dengan belas kasih-Nya, menyentuh Maria yang sesungguhnya, sebagai seorang pribadi, perempuan di balik segala perkataan dan cerita orang tentang dia. Dan Maria menanggapinya dengan membaktikan sseluruh sisa hidupnya dengan mengikuti Yesus dan membantu-Nya dalam karya pelayanan-Nya, apapun dan berapapun harganya, baik secara finansial maupun emosional.
Dalam devosi populer Maria Magdalena dihormati sebagai pelindung orang-orang bertobat, para pelacur yang bertobat, pengusaha parfum, para penata rambut (salon) dan apoteker. Dalam lukisan-lukisan ia sering digambarkan dalam postur bertobat atau dalam sikap merenung, di kaki salib Yesus, di kubur kosong atau sedang berjumpa dengan Kristus yang bangkit (sering dengan tulisan “Noli me tangere” – Jangan sentuh aku” – tertulis pada lukisan tersebut), atau sedang diangkat oleh para malaikat sesudah kematiannya. Ia juga sering disimbolkan dengan buli-buli alabaster; tengkorak yang melambangkan pertobatan dan sebuah cermin; rambut panjang (sering dilukis dengan warna merah), tidak berkerudung; dengan air mata dan mengenakan jubah merah.
* * * * *
Injil hari ini menampilkan peristiwa pengenalan akan Yesus ketika Maria Magdalena, pagi-pagi sekali ketika hari masih gelap pergi ke kubur Yesus, tidak dapat mengenali Yesus yang bangkit, sampai Yesus memanggil namanya. Pengenalan secara bertahap, atau kesalahpahaman, sering kali dikisahkan oleh Injil Yohanes, untuk menampilkan suatu jalan kepada iman dan pemahaman. [Misalnya, percakapan Yesus dengan Nikodemus (Bab 3), percakapan Yesus dengan perempuan Samaria (Bab 4). Dalam perikope Injil hari ini, sekali lagi kita menjumpai pola narasi seperti itu: Maria pada mulanya mengira bahwa Yesus adalah tukang kebun.
Maria Magdalena gagal mengenali Yesus karena ia mengira bahwa mayat Yesus telah dicuri orang dari kubur. Perhatiannya ada pada kubur yang sekarang kosong. Air matannya yang deras mengalir karena kesedihannya dapat juga mengaburkan pandangannya. Sekali ia mendengar Yesus memanggil namanya, Ia mengenali-Nya dan berseru: “Rabuni!” Yesus kemudian memerintahkan kepadanya: “pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” Maria melaksanakan perintah itu dengan pertama-tama mengabarkan: “Aku telah melihat Tuhan!”. Ini menjadi dasar dan esensi pewartaan para Rasul dan semua kesaksian tentang kebangkitan Kristus. St. Thomas Aquinas pernah berkata, seorang perempuan tua (una vetera), mungkin lebih beriman dari pada para teolog yang terpelajar.
Apa warta dari perikope ini untuk kita?
Pertama, kita perlu membuka pikiran dan hati untuk mengalami kehadiran Tuhan yang bangkit dalam hidup kita, melaui doa, sakramen-sakramen, melalui permenungan-permenungan Kitab Suci. Pengalaman akan kehadiran Tuhan itu yang memampukan kita untuk memberi kesaksian tentang Tuhan yang bangkit dalam hidup kita sehari-hari.
Kedua, keyakinan yang dalam akan kehadiran Tuhan secara nyata, baik dalam Ekaristi maupun dalam hidup kita. memberikan kepada kita kekuatan untuk melawan godaan-godaan hidup dan untuk melayani saudara-saudari kita dalam pelayanan belas kasih baik jasmani maupun rohani.
Bacaan hari ini: Kid. 3:1-4a atau 2Kor. 5:14-17; Mzm. 63:2,3-4,5-6,8-9; Yoh. 20:1.11-18.