Remah Harian

Marah

Pinterest LinkedIn Tumblr

Murai betina: Apa yang sedang engkau lakukan sayang?
Murai jantan: Aku sedang menyerang musuh yang muncul di jendela.

Murai betina: Mengapa engkau bodoh sekali? Itu bukan musuh. Itu adalah bayanganmu sendiri. Apakah amarahmu telah membutakanmu sehingga kau tidak bisa membedakan yang mana musuh dan yang mana bukan? Bukankah amarahmu itu akan merugikan dirimu sendiri?

Murai jantan: Ah setidaknya aku hanya merugikan diriku sendiri, tidak merugikan makhluk lainnya seperti yang dilakukan oleh manusia.

Murai betina: Memangnya apa yang dilakukan oleh manusia.

Murai jantan: Manusia, jika amarah menguasai dirinya, maka mereka akan merusak apapun yang ada di sekitarnya. Mereka akan melukai orang-orang di sekitarnya, bahkan sampai membunuh saudara, orang tua, atau anak mereka sendiri.

Murai betina: Bukankah konon mereka adalah makhluk yang berakal budi? Harusnya mereka dapat mengendalikan amarah mereka.

Murai jantan: Banyak manusia ketika amarah datang menjadi lebih bodoh dari binatang. Semoga saja masih ada manusia yang mampu berpikir jernih ketika amarah datang.

Akan tetapi ada kemarahan yang memang perlu. Seseorang yang marah dengan alasan yang benar, terhadap orang yang tepat, dengan cara yang tepat, pada saat yang tepat dan untuk jangka waktu yang tepat, patut mendapat pujian. Seperti Yesus yang marah karena Bait Allah dilecehkan. “Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun,” (Luk 19: 45 – 46).

Apakah kemarahan kita berkualitas?

Bacaan Misa hari ini: Why. 10:8-11Mzm. 119:14,24,72,103,111,131Luk. 19:45-48.

Author

Write A Comment