Remah Mingguan

KUPANGGIL ENGKAU DENGAN NAMAMU

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Minggu, 17 Januari 2021, Minggu Biasa II

“Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!” Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya: “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?” Ia berkata kepada mereka: “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).”

Yoh 1: 35 – 42

“Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku,” sabda Tuhan melalui nabi Yesaya. Setiap orang ingin dikenal dengan namanya. Ketika kita berjumpa dengan seseorang dan ia mengatakan, “Masih ingat saya?” dan ternyata kita lupa, itu merupakan pengalaman yang tak mengenakkan. Tentu kita ingin menghindari pengakuan yang jujur tapi mengecewakan: “Siapa ya…. maaf saya lupa.”

Tuhan mengenal setiap individu dengan namanya, secara intim. Tak satupun dari kita pernah diabaikan oleh-Nya. Bahkan burung pipit pun tak pernah luput dari pemeliharaan-Nya (Mat 10: 29) dan tentu saja semua ciptaan yang lain. Bahkan, seseorang yang di mata sesamanya tidak penting, yang disingkirkan, yang dibuang, mungkin lebih berharga di mata Tuhan dari pada kita.

Kita dengar kisah Samuel yang dipanggil Tuhan dengan namanya. Seorang anak laki-laki sederhana, polos, jujur, pelayan imam Eli yang sudah tua. Dalam tidurnya di malam hari di sebuah kamar kecil – mungkin seperti sakristi sebuah gereja – di tempat suci orang Yahudi. Tiba-tiba, tengah malam, ia mendengar namanya dipanggil. Melalui bimbingan Eli, Samuel akhirnya menyadari bahwa Tuhanlah yang memanggilnya, bukan Eli. Kesadaran yang menuntunnya untuk berkata: “bersabdalah ya Tuhan, hambaMu mendengarkan.” Ia menyerahkan hati dan jiwanya untuk mendengarkan sabda Tuhan. Mulai saat itulah Samuel menemukan potensi dirinya, identitasnya yang baru, peran yang harus ia penuhi dalam hidupnya, sebagai pemimpin bangsanya.

Banyak dari kita mungkin bangga dengan identitas kita, tetapi atas cara yang salah. Pemahaman kita tentang identitas terlalu terkungkung dalam pencapaian, prestasi, upaya dan ambisi diri kita sendiri. Sering kali rencana Tuhan tidak masuk dalam gambaran kita sendiri. “Ah jangan terlalu dirohanikan!” kata banyak orang. Namun, iman alkitabiah menegaskan bahwa Tuhan memanggil kita ke dalam relasi yang dekat dengan-Nya setiap hari, Ia selalu menawarkan kepada kita kehidupan, dan menuntut kita untuk menjalani hidup kita dengan pantas di hadapan-Nya.

Bagi kita, para pengikut Kristus, hubungan kita dengan Kristus Tuhan kita, yang menjadi jantung identitas kita. Kita tidak hanya dipanggil menurut nama kita untuk bersahabat dengan Yesus, tetapi kita dipanggil menjadi “anggota tubuh-Nya”, mengambil bagian dalam roh-Nya. Dalam doa, terlebih dalam Ekaristi, kita merayakan keistimewaan yang menjadi milik Kristus. Namun, lebih sering, dalam kegelapan iman keyakinan kita baru mendapatkan ujian. Tetapi dalam keseharian, kita dipanggil untuk menghidupi standar kasih dan kebenaran yang ditentukan oleh Roh Yesus. Itulah panggilan kristiani kita: dan hanya dengan berusaha menghidupinya kita layak dipanggil dengan nama kita, sebagai pengikut-Nya.

Semoga kita dapat menemukan identitas tidak hanya dalam pencapaian duniawi, tetapi dalam kesatuan kita dengan Tuhan. Seperti kedua rasul yang ingin mengenal Kristus dengan lebih baik, kita diundang untuk “Datang dan lihatlah!”

Bacaan hari ini: 1Sam. 3:3b-10,19; Mzm. 40:2,4ab,7-8a,8b-9,10; 1Kor. 6:13c-15a,17-20; Yoh. 1:35-42

Author

Write A Comment