Remah Mingguan

KUK YESUS

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Minggu, 05 Juli 2020, Minggu Biasa XIV

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.” (Mat 11: 28 – 30)

Itulah sabda Yesus yang kita dengar dari Injil hari ini. Suatu undangan yang indah.

Kuk dalam Perjanjian Lama (Yer 2: 20) menunjuk pada hukum Musa, baik yang tertulis maupun yang lisan. Hukum itu pada dasarnya baik dan bertujuan baik. Apa yang ditentang oleh Yesus adalah interpretasi legalistik dari para Farisi yang membebani. Itulah sebabnya Yesus berkata: “Datanglah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”

Apa beban kita? Ada banyak macam beban yang kita pikul: beban dari tanggungjawab sebagai orang tua, sebagai guru, sebagai manajer, sebagai pemimpin. Beban karena cacat, karena sakit, karena perceraian, karena perpisahan. Beban dari kewajiban untuk merawat orang lain, merawat orang cacat, suami atau istri yang lumpuh, harus merawat orang tua yang pikun, beban pekerjaan yang bertumpuk-tumpuk. Belum lagi di masa pandemi ini beban ekonomi menjadi semakin berat. Masih banyak lagi beban yang kita pikul.

Hari ini dengarlah Ia mengundang kita untuk datang kepada-Nya. “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”

Mungkin karena Ia adalah tukang kayu yang baik sehingga Ia dapat membuat kuk yang pas, yang enak…. tetapi ada kemungkinan lain, yaitu kuk yang Ia pasang bukanlah kuk untuk memikul beban sendiri, tetapi kuk untuk memikul beban bersama Dia. Kuk tandem bersama dengan Dia. Maka kuncinya adalah relasi yang erat dengan Yesus.

Masih ada hal lain yang mungkin kita lupakan: kehidupan iman kita adalah kehidupan bersama. Kita semua terikat satu sama lain, disatukan oleh Pembaptisan yang menjadikan kita anggota Tubuh Kristus yang satu dan sama. Kita mungkin tidak memperhatikan hal ini karena kita lebih sering memandang kehidupan beriman sebagai urusan pribadi. Jika kita terlalu fokus pada urusan aku dan Tuhan saja, kita lupa bahwa kita disatukan ke dalam kehidupan Kristus, menjadi tubuh Kristus melalui baptisan. Kita tidak hanya memikul kuk bersama Yesus, tetapi kita juga memikul kuk bersama sehingga perjalanan iman kita menjadi jauh lebih kuat. Dengan demikian kehidupan beriman memanggil kita untuk saling membantu satu sama lain sebagai saudara.

Mengikuti Yesus seharusnya tidak membuat hidup menjadi beban. Jika Yesus memberi kita beban, itu adalah beban untuk saling mengasihi. Itu saja, tiada lain. Yesus tidak menjanjikan hidup tanpa beban tetapi Ia memberi kekuatan untuk memikulnya. Jika iman membuat segalanya mungkin, kasih membuat segalanya ringan. Marilah kita saling mengasihi.

Buat apa makan duren
Kalau tidak ada yang menemani.
Buat apa penampilan keren
Kalau tidak saling melayani!

Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati.

Bacaan Misa hari ini: Za. 9:9-10Mzm. 145:1-2,8-9,10-11,13cd-14Rm. 8:9,11-13Mat. 11:25-30.

Author

Write A Comment