Sabda Hidup
Sabtu, 13 Juni 2020, Peringatan St. Antonius dari Padua
“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat,” (Mat 5: 37)
Ada perbedaan antara minat dan komitmen. Bila Anda berminat untuk melakukan sesuatu, Anda melakukannya hanya jika keadaan memungkinkan, jika menyenangkan, jika menguntungkan, jika sempat. Bila Anda berkomitmen terhadap sesuatu, tidak ada dalih apapun.
Menjadi murid Yesus bukan hanya minat, tetapi komitmen. Seumur hidup!
Orang kudus yang kita peringati hari ini, St. Antonius dari Padua, memberikan keteladanan tentang komitmen itu. Ia dilahirkan pada tahun 1195 di Lisbon, Portugis dengan nama Fernando, sebagai putera tunggal pasangan Martin dan Maria Bulhom, keluarga terpandang di kotanya. Fernando seorang anak yang cerdas, hatinya lurus tetapi keras. Orangtuanya sangat ingin agar kelak anaknya menjadi orang terkenal. Pada usia 11 tahun kedua orangtuanya meninggal dunia sehingga ia menjadi yatim piatu. Ia diasuh oleh pamannya yang sangat memanjakannya.
Pada usia 15 tahun, Fernando merasa terpanggil untuk menjadi seorang imam. Meskipun pamannya menentang dengan keras keinginannya, toh pada akhirnya ia diijinkan masuk biara St. Agustinus di Lisbon. Dua tahun kemudian Fernando ditugaskan belajar di Coimbra. Sembilan tahun di Universitas Coimbra, Fernando belajar dengan tekun. Ia menjalin persahabatan dengan para pengikut St. Fransiskus dari Asisi.
Suatu hari, jenazah lima martir dari Ordo St. Fransiskus dikirim dari Maroko untuk disemayamkan di biaranya. Kelima imam Ordo Fransiskus itu, yaitu St. Berard, Otto, Petrus, Akursio dan Ainto, dengan gigih mewartakan Injil sehingga mereka didera dan dipenggal di Maroko. Jiwa muda Fernando bergolak. Tiba-tiba ia bangkit. Buku yang tengah dipelajarinya itu ditutupnya seraya berkata, “Teman-temanku telah mati demi Tuhan. Apakah aku akan duduk-duduk terus mempelajari buku?” Kemudian Fernando memutuskan untuk bergabung dengan Ordo St. Fransiskus Asisi dengan tujuan agar dapat segera ditugaskan ke Maroko, supaya ia pun juga dapat menjadi saksi sekaligus martir Kristus. Ia diterima di Ordo St. Fransiskus dengan nama Antonius. Sayang sekali, begitu tiba di Maroko, Antonius jatuh sakit. Keinginannya menjadi martir Kristus tidak kesampaian. Antonius kembali ke Italia dan ditempatkan dalam sebuah pertapaan kecil di mana dia menggunakan sebagian besar waktunya untuk berdoa dan membaca Kitab Suci serta melakukan tugas-tugas kecil yang kelihatan tidak berarti.
Sembilan tahun lamanya Antonius berkhotbah, mempertobatkan banyak orang dan melakukan banyak mukjizat di Perancis, Sisilia serta Italia. Ia seorang pengkhotbah yang ulung. Kemana pun ia pergi orang banyak datang berduyun-duyun untuk mendengarkan khotbahnya. Menurut legenda, bahkan ikan-ikan di danau pun bersembulan keluar untuk mendengarkan khotbahnya.
Antonius begitu bersemangat dalam mewartakan Injil, sehingga ia sering lupa makan dan kurang istirahat. Karena itu ia jatuh sakit dan meninggal dunia di Arcella, dekat Padua, pada tanggal 13 Juni 1231, dalam usia 36 tahun. Jenazahnya disemayamkan di gereja Santa Perawan Maria di Padua. Setahun kemudian, ia dimaklumkan sebagai santo oleh Paus Gregorius IX. Pesta St. Antonius dirayakan tanggal 13 Juni.
Bagaimanakah saya menghidupi komitmen saya sebagai murid Kristus?
Memang enak kue timus
Ditemani kopi yang hangat
Mari ikut Santo Antonius
Melayani dengan penuh semangat
Bacaan Misa hari ini: 1Raj. 19:19-21; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10; Mat. 5:33-37