Remah Harian

KESELAMATAN UNTUK SEMUA

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Senin, 29 November 2021, Senin Pekan Advent I

Bacaan: Yer. 33:14-16; Mzm. 25:4bc-5ab,8-9,10,14; 1Tes. 3:12-4:2; Luk. 21:25-28,34-36.

Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.”

(Mat 8: 5 – 8)

Bagi pemahaman orang Yahudi, orang-orang non-Yahudi itu najis. Orang-orang Yahudi sedang menunggu kedatangan Mesias dan Mesias yang mereka pahami adalah Raja yang kuat seperti Daud, yang akan mendirikan kerajaan Yahudi. Oleh karena itu, mereka menunggu Mesias yang eksklusif. Matius yang menulis Injilnya untuk komunitas Yahudi, bermaksud untuk mengoreksi eksklusivisme orang-orang Kristen Yahudi ini. Oleh sebab itu, ia menyajikan kisah perwira Romawi yang bukan Yahudi. Yesus tidak hanya memberinya rahmat yang dia cari, tetapi juga menjadikannya contoh untuk iman yang ideal.

Seorang perwira yang bekerja di daerah Kapernaum pastilah seorang tentara Romawi dan tentu saja bukan seorang Yahudi. Terlebih lagi, orang-orang Yahudi membenci para perwira itu karena mereka bekerja untuk musuh-musuh orang Yahudi yang telah menindas mereka. Seorang Yahudi yang taat tidak akan makan bersama seorang non-Yahudi, atau bahkan mengunjungi rumah seorang non-Yahudi karena mereka dianggap najis. Oleh karena itu, wajarlah bagi perwira itu untuk berpikir bahwa Yesus, seorang Rabi Yahudi, tidak akan pergi ke rumahnya. Sadar diri akan posisinya, ia memohon kepada Yesus, cukup memberi perintah saja agar hambanya dapat sembuh.

Orang-orang non-Yahudi dalam komunitas Matius sudah percaya kepada Yesus yang telah bangkit sebagai Tuhan. Akan tetapi mereka tidak memiliki bukti lebih lanjut bagi iman mereka. Mereka hanya percaya. Dengan mengakui iman mereka yang kuat pada seseorang yang belum pernah mereka lihat, Matius menantang kurangnya iman orang-orang Yahudi tradisional. Mereka berpegang pada tradisi mereka dan terus menunggu kedatangan Mesias menurut pemikiran mereka. Selain itu, orang-orang Yahudi yang percaya kepada Kristus diusir dari sinagoga-sinagoga. Hubungan yang tidak bagus antara orang Yahudi dan orang-orang Kristen tercermin dalam gambaran yang digunakan Matius untuk menggambarkan nasib mereka yang tidak percaya: kegelapan, tangisan dan kertak gigi.

Melalui iman Perwira Romawi ini, Matius ingin mengatakan kepada para pendengarnya, bahwa Mesias telah datang dan sementara orang-orang dari seluruh penjuru dunia telah mengenalnya, umat pilihan Allah justru melewatkannya. Dan lagi, penting bagi Matius adalah fakta bahwa kepercayaan perwira itu kepada Yesus disertai dengan kasih dan perhatian yang tulus kepada hambanya yang lumpuh. Mereka yang beriman membuka diri untuk berubah, sejalan dengan kebaikan dan kemurahan Tuhan.

Author

Write A Comment