Remah Harian

Kemuridan menuju Kerasulan

Pinterest LinkedIn Tumblr

Mulai hari ini, sampai akhir tahun liturgi, bacaan Injil diambil dari Injil Lukas, Injil yang memberi perhatian khusus pada Roh Kudus, belas kasih Allah, perhatian Yesus bagi orang kecil dan miskin, peran perempuan dalam kehidupan Yesus. Lukas menempatkan kabar gembira dalam perjalanan Yesus dari Nazareth di Galilea menuju Yerusalem.

Hari ini kita mendengar awal dari pelayanan publik Yesus, program hidup-Nya yang “disusun” oleh Roh Kudus.

“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang,” (Luk 4: 18 – 19).

Ia memaklumkan bahwa keselamatan dimulai “hari ini” dengan pengajaran-Nya dan karya-Nya di tengah umat manusia. Bagi kita pun, waktu rahmat itu adalah “hari ini”,  “saat ini”.

“Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya,” (Luk 4: 21).

Bagi kita pun, saat rahmat itu adalah hari ini, saat ini, dengan Tuhan yang hidup dan berkarya di tengah-tengah kita, dan kita-lah rekan kerja-Nya.

Dengan Yesus hidup di tengah-tengah kita, kita harus berani dan siap berkata bersama-Nya: “Roh Tuhan ada padaku. Ia mengutus aku untuk memberitakan kabar baik bagi orang-orang miskin.”

 

 

Yesus diutus oleh Bapa. Mengikuti Yesus berarti siap diutus atas nama-Nya dan atas nama Bapa. Kemuridan (discipleship) kita harus menjadi matang menjadi kerasulan (apostleship).

Mengikuti teladan Yesus, menjadi orang Kristiani berarti:

  • Masuk ke synagogue (rumah ibadat). Sinagoga, adalah symbol Yudaisme – khususnya Yudaisme Rabinis. Meskipun Ia berbeda dengan para Farisi, Yesus memulai proklamasi misinya dalam sebuah institusi rabinis. Seperti Yesus tidak terlepas dari komunitas-Nya, kita juga harus menjadi orang-orang komunitas dan bagi komunitas. Seorang rasul Kristen harus selalu berpikir, berbicara, dan bertindak dengan pikiran dan hati Gereja. Kita adalah pelayan-pelayan Gereja.
  • Membuka Alkitab. Yesus, Sang Sabda yang Kekal, mewartakan Sabda Allah! Kitab Suci adalah anugerah Tuhan, dan berguna bagi kita untuk mengajar, untuk mengoreksi hidup kita (bdk. 2 Tim 3: 16). Maka, orang-orang Kristen harus diperkaya oleh Kitab Suci. Kitab Suci harus menjadi bahan permenungan setiap hari. Kitab Suci harus menjadi dasar bagi pemeriksaan batin kita dan perutusan kita.
  • Diutus untuk menyampaikan kabar baik. Yesus adalah kabar baik. Kehadiran-Nya menjadi “damai bagi orang yang berkenan kepada-Nya.” Kita harus melaksanakan misi dalam nama-Nya. Orang Kristen harus menjadi tanda dan sarana kebahagiaan sejati di manapun ia berada.
  • Berjalan lewat di tengah-tengah…. lalu pergi. Cobaan dan salib pasti akan kita hadapi, seperti yang dialami Yesus. Tetapi seperti Yesus, rasul-rasulnya tetap bertahan sampai akhir.
Author

Write A Comment