Remah Harian

KEMBALI KE MAKNA NATAL

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Kamis 24 Desember 2020

“Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia mengunjungi dan membebaskan umat-Nya.”

(Luk 1: 68).

Beberapa jam sebelum kita rayakan Vigili Natal adalah waktu yang baik bagi kita untuk merenungkan siapa yang sebenarnya kita rayakan. Barangkali suasana persiapan Natal kali ini agak berbeda. Di berbagai tempat di mana Perayaan Natal dapat diselenggarakan, persiapan-persiapan protokol kesehatan yang ketat sedang disiapkan. Persiapan-persiapan liturgi dibuat secara serius agar Perayaan Natal dapat dilaksanakan dengan khidmat, tanpa meninggalkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang masif. Di tempat lain, di mana Perayaan Natal belum dapat dilaksanakan, situasinya tentu berbeda. Berkurangnya hingar-bingar perayaan mengarahkan kita untuk lebih hening, penuh syukur mengenangkan siapa yang sebenarnya kita rayakan.

Dalam audiensinya kemarin, 23 Desember 2020, Paus Fransiskus mengingatkan: “it is important that Christmas should not be reduced to a merely sentimental or consumerist festival, full of gifts and good wishes but poor in Christian faith.”  Pentinglah bagi kita agar Natal tidak diperkecil menjadi perayaan sentimental atau pesta pora konsumeristis, penuh dengan hadiah dan ucapan selamat, tetapi miskin dalam iman Kristiani. Perlulah bagi kita “untuk mengekang mentalitas duniawi tertentu, tidak mampu menangkap inti pijar dari iman kita,” lanjutnya.

Natal itu bermakna bukan hanya karena kemeriahan dan hingar-bingar yang dibawanya tetapi lebih dari itu. Natal itu penting karena Allah menjadi manusia di dalam Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita dari belenggu dosa dan kematian.

Dalam Injil hari ini, Zakharia menegaskan dari pengalaman iman pribadinya tentang Allah itu melalui doa pujiannya. Kidung Zakharia yang dikenal sebagai “Benedictus” dapat dihayati sebagai doa yang memberikan jaminan bahwa Tuhan ada dan akan selalu bersama kita.

Memang Tuhan tak pernah janji bahwa kita akan terhindar dari semua masalah dan cobaan yang akan menghampiri kita, tetapi kita sadar bahwa kita tidak akan menghadapi masalah sendirian karena Tuhan bersama kita.

Di sinilah kelahiran Yesus mendapatkan maknanya karena Ia adalah Allah yang merangkul kemanusiaan sehingga Ia menjadi sama dengan kita kecuali dalam hal dosa, Ialah Imanuel, Allah yang berjalan bersama umat-Nya. Hari ini kita sangat membutuhkan kelembutan dan sentuhan manusiawi dalam menghadapi begitu banyak penderitaan. Jika pandemi memaksa kita untuk menjaga jarak, Yesus, di palungan menunjukkan kepada kita cara kelembutan untuk dekat satu sama lain, menjadi manusia.

Selamat menyongsong Natal yang Penuh Berkah!

Bacaan Misa hari ini: 2Sam. 7:1-5,8b-12,16Mzm. 89:2-3,4-5,27,29Luk. 1:67-79.

Author

Write A Comment