“Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.” (Mat 28: 10).
Sesudah wafat Guru mereka, para rasul tercerai berai, iman mereka terguncang, segalanya seakan telah berakhir, kepastian mereka tumbang, dan harapan mereka telah mati. Dalam situasi itu Yesus mengatakan agar mereka kembali ke Galilea. Dua kali dikatakan “pergi ke Galilea”. Yang pertama dikatakan oleh malaikat yang menampakkan diri kepada para perempuan yang pergi ke kubur, dan yang kedua dikatakan oleh Yesus sendiri. Ada apa dengan Galilea?
Galiea adalah tempat pertama para murid dipanggil, ketika segalanya dimulai. Kembali ke Galilea berarti kembali kepada “cinta pertama” mereka. Di sana Yesus berjalan di pantai Danau Genersaret ketika para nelayan sedang menebarkan jala dan memanggil mereka meninggalkan segalanya dan mengikuti Dia (Mat 4: 18 – 22).
Kembali ke Galilea berarti tanpa takut membaca kembali segalanya atas dasar salib dan kemenangannya. Membaca kembali – kotbah-kotbah Yesus, mukjizat-mukjizat-Nya, komunitas baru, kegembiraan dan kekecewaan, bahkan pengkhianatan – membaca kembali dari akhir, yang adalah awal yang baru, dari kasih Kristus yang paling agung.
Kita masing-masing juga memiliki “Galilea” kita, awal perjalanan kita bersama Yesus. Kembali ke Galilea berarti menemukan kembali baptisan kita sebagai sumber air hidup, menimba kembali kekuatan baru dari sumber iman dan hidup Kristiani. Kembali ke Galilea berarti kembali pada api sentuhan pertama Tuhan di awal perjalanan saya. Dari api itu kita dapat mengobarkan semangat kita hari ini dan setiap hari, membawa kehangatan dan terangnya kepada saudara-saudari kita. Api yang menyalakan sukacita sejati.
Selain itu ada juga “Galilea” yang lain: pengalaman perjumpaan pribadi dengan Yesus Kristus yang memanggil saya untuk mengikuti-Nya dan berbagi misi-Nya. Dalam arti itu, kembali ke Galilea adalah menghidupkan kembali saat Ia memandang saya, memanggil saya mengikuti-Nya, saat saya menyadari bahwa Ia sangat mengasihi saya.
Hari ini mari kita masing-masing bertanya: Apakah Galilea saya? Di manakah Galilea saya? Masih ingatkah saya? Temukan Galilea. Di sana Tuhan menanti untuk menjumpai saya. Kembali ke Galilea bukanlah sekadar bernostalgia, tetapi kembali kepada cinta pertama kita, utuk mengobarkan kembali api yang telah dinyalakan oleh Yesus dan membawa nyala api itu kepada semua orang.
Memang panada bukan lalampa,
Kue sus juga bukanlah cucur.
Walau masalah datang menerpa,
Bersama Yesus tetaplah bersyukur.
Tetap sehat dan semangat bersama Kristus yang bangkit!
Bacaan Hari Senin dalam Oktaf Paskah: Kis. 2:14,22-32; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; Mat. 28:8-15.