Sabda Hidup
Minggu, 27 Desember 2020, Pesta Keluarga Kudus: Yesus, Maria, Yusuf
“Setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.”
(Luk 2: 39 – 40)
Sebagian besar dari kita mengetahui sinetron Keluarga Cemara yang ditayangkan mulai tanggal 6 Oktober 1996 hingga tamat pada tanggal 28 Februari 2005. Theme Song sinetron tersebut berbunyi:
Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
mutiara tiada tara adalah keluarga
Benarkah keluarga anda menjadi harta yang paling berharga? Apakah keluarga anda menjadi istana yang paling indah? Puisi yang paling bermakna? Mutiara tiada tara?
Jika keluarga anda adalah Keluarga Kudus, tentu ungkapan-ungkapan itu pasti benar!
Apa yang membuat sebuah keluarga menjadi kudus? Kehadiran Tuhan yang membuat sebuah keluarga menjadi kudus. Apa yang membuat keluarga tidak kudus? Ketidakhadiran Tuhan. Ketika Tuhan tidak ada, kekosongan itu sering diisi dengan materialisme, keserakahan, kejahatan, ketidaksetiaan, yang semuanya tidak memberikan kedamaian sejati. Apakah Tuhan ada dalam keluarga Anda? Apakah keluarga anda adalah keluarga beriman?
Bacaan-bacaan hari ini berbicara tentang peran iman dalam kehidupan keluarga. Abraham, seperti dikatakan juga dalam bacaan kedua, adalah seorang beriman. Karena iman ia taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Toh ia masih gundah. “Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak,” (Kej 15: 2). Tetapi Tuhan meyakinkan dia: “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Mungkin kalau itu dikatakan kepada kita, kita tidak langsung percaya, apalagi Abraham dan Sara sudah tua. Tetapi seperti dicatat oleh Surat kepada orang Ibrani: Karena iman Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia,” (Ibr 11: 11). Ia yang memberikan janji itu SETIA.
Apakah dengan beriman, dengan kehadiran Tuhan, kemudian keluarga kita bebas dari persoalan? Tidak juga. Keluarga Yesus, Maria, dan Yusuf pun mengalami kesulitan yang sangat besar. Pada awal mereka membangun keluarga, kepada mereka sudah dinubuatkan: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan,” (Luk 2: 34). Dan benar, di awal mereka membangun keluarga itu mereka harus meninggalkan negeri mereka sendiri untuk sementara waktu karena alasan yang tidak mudah dipahami: mereka harus melarikan diri ke negeri yang tidak dikenal karena seseorang ingin membunuh Bayi Yesus, karena ambisi dan egonya!
Dan bagaimana tanggapan St Yosef, kepala Keluarga Kudus, yang mendapat pesan dari malaikat tentang pengungsian itu? Dia bisa saja berkata, “Tuhan, Ko bilang sebelumnya kalau anak yang akan lahir dari sa pu istri ini akan menjadi penyelamat bangsaNya. Sekarang macam Dia tra bisa menyelamatkan dirinya sendiri! Apa perlunya harus mengusi ke Mesir? Saya tra mengerti!” Kita tahu, tentu saja, bahwa Yusuf tidak bereaksi dengan cara itu; dia hanya melakukan apa yang diperintahkan malaikat.
Dan itu adalah caranya bertindak dalam setiap keadaan: dia melakukan kehendak Tuhan tanpa protes, tanpa mengeluh! Ingat: meskipun Yesus adalah Anak Allah, ia menjadi anggota keluarga biasa, dan Ia berperilaku seperti anak kecil seperti biasa, saya rasa nakal juga! St Yusuf adalah kepala Keluarga Kudus. Kita menyembah Yesus sebagai Anak Allah, kita menghormati Maria sebagai Bunda Allah dan Yusuf sebagai penjaga dan pelindung Yesus dan Maria. Tetapi hari ini kita merayakan mereka sebagai sebuah keluarga, sebagai keluarga biasa seperti kita.
Apa yang menjadi kekuatan dan kekhasan Keluarga Kudus Nazaret? Kekuatan dan kekhasan Keluarga Kudus Nazaret adalah iman, kesetiaan dan kepasrahan pada kuasa dan kehendak Allah. Kekhasannya adalah harmonis dan menjaga kesucian hidup keluarga sebagai panggilan suci yang mengandung sederet tanggung jawab.
Nah sekarang, lihatlah keluarga Anda hari ini. Ada tiga hal yang menjadi tanda keluarga yang baik: dekat dengan Tuhan; dekat satu sama lain; dekat dengan sesama. Beberapa keluarga dekat dengan Tuhan, tetapi mereka tidak dekat satu sama lain. Beberapa keluarga dekat dengan Tuhan dan satu sama lain, tetapi mereka tidak dekat dengan sesama. Dan bisa terjadi bahwa beberapa keluarga dekat satu sama lain dalam keluarga dan dekat dengan sesama yang lain tetapi mereka tidak dekat dengan Tuhan. Jadi, bagaimana keluarga anda?
Dengan menjadi manusia sepenuhnya, Kristus tinggal dalam keluarga, sehingga Ia menguduskannya. Semoga Kristus lahir dan tinggal dalam keluarga kita masing-masing.
Bacaan Misa hari ini: Kej. 15:1-6; 21:1-3; Mzm. 105:1b-2,3-4,5-6,8-9; Ibr. 11:8,11-12,17-19; Luk. 2:22-40 atau Luk. 2:22,39-40