Remah Harian

Iman Sebiji-sesawi

Pinterest LinkedIn Tumblr

Musim kering yang panjang begitu meresahkan. Maka gembala gereja setempat mengundang umatnya untuk berkumpul di lapangan, untuk berdoa memohon turunnya hujan.

Setelah mereka berdoa dan melambungkan kidung-kidung dengan khusyuknya selama satu jam, gembala itu berdiri, menyapu seluruh umatnya yang berkumpul dengan pandangan mata tak percaya, dan kemudian dengan suara yang menggelegar berkata: “Kekurangan iman kalian sangat memalukan! Di sini kita berkumpul, memohon kepada Tuhan agar menurunkan hujan, tetapi tak seorangpun membawa payung!”

Dalam perikope Injil hari ini (Mat 17: 14 – 20) Yesus dihadapkan dengan seorang ayah yang sangat prihatin dengan anaknya yang menderita ayan. Para murid tidak dapat melakukan apa pun untuknya. Yesus menegur para murid. “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat!” Yesus telah memberi murid-muridnya kemampuan untuk mengusir setan. Mereka sebelumnya telah diutus untuk berkhotbah dan untuk menyembuhkan. Dan mereka berhasil. Jadi bagaimana kita menjelaskan kurangnya iman para murid? Jika untuk beberapa waktu mereka telah berhasil mengusir setan, mengapa mereka tiba-tiba tidak mampu mengusir setan ini? Apakah setan ini tampaknya lebih kuat daripada yang lainnya?

Ketika kita, seperti para murid, mulai memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu, kita jatuh dalam godaan untuk mengandalkan diri sendiri. Jika saya berhasil mengusir setan sepuluh kali sebelumnya, maka saya pun bisa melakukannya lagi!

Yesus berkata: “Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu,” (Mat 17: 20).

Yang dibutuhkan oleh para murid adalah iman, meski kecil, tetapi iman yang benar: mempercayakan diri kepada Allah sepenuhnya. Para murid bukannya tidak memiliki kemampuan untuk mengusir setan, melainkan kurang iman, kurang rendah hati untuk mempercayakan diri pada kuasa Allah yang bertindak atas nama mereka.

Suatu ketika sekelompok serdadu datang menyerang Asisi dan berencana untuk pertama-tama menghancurkan biara di mana St. Klara bersama suster-susternya tinggal sebelum menyerang kota. Saat itu, kendatipun sangat lemah karena menderita sakit, St. Klara membawa serta Sakramen Maha Kudus dan menempatkannya di jendela yang terbuka ke arah lapangan yang dapat dilihat secara jelas oleh para serdadu anti Kristen tersebut. Di sana ia berlutut dan berdoa : “Aku mohon kepada-Mu Ya Tuhan, semoga Engkau berkenan melindungi suster-suster yang papa ini dan jangan Engkau biarkan mereka jatuh ke dalam tangan laskar yang ganas dan kejam itu, aku mohon kepada-Mu Ya Tuhan, supaya Engkau sudi menjagai kota ini dan semua orang baik, yang demi cinta kasih kepada-Mu telah membantu kami dan melengkapi kebutuhan-kebutuhan kami.” Dari Monstran perak yang berhiaskan gading itu, terdengar suara yang berkata : “Oleh karena cinta kasihmu, maka Aku menjagai kalian dan mereka semua.” Dan pada saat yang sama para serdadu tersebut diliputi ketakutan yang luar biasa dan mereka lari menyelamatkan diri masing-masing.

Semoga kita mampu mempercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan.

Bacaan hari ini: Hab. 1:12-2:4Mat. 17:14-20.

Author

Write A Comment