Sabda Hidup
Kamis, 22 September 2022, Kamis Pekan Biasa XXV
Bacaan: Hag. 1:1-8; Mzm. 149:1-6a.9b; Luk. 9:7-9
“Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan iapun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata: “Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?” Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.”
(Luk 9: 7 – 9)
Siapakah yang paling anda kagumi dan ingin anda tiru? Orang dengan kuasa, pengaruh, ketenaran, atau kekayaan? Kitab Suci mengingatkan kita bahaya tersebut (lihat Amsal 23:1-2). Herodes sebenarnya menghormati Yohanes Pembaptis sebagai seorang nabi besar dan hamba Allah. Yohanes sendiri tidak pernah takut untuk menegur Herodes karena perzinahannya dengan istri saudaranya. Namun, Herodes lebih takut apabila harga dirinya hancur ketimbang takut kepada Allah. Ia tidak hanya memenjarakan Yohanes. Bahkan ia memenggal kepala Yohanes untuk menyenangkan keluarga dan teman-temannya serta menjaga gengsinya.
Ketika laporan tentang Yesus yang mengajar dan membuat mukjizat sampai di telinganya, hati nuraninya terusik. Ia berpikir bahwa Yohanes telah bangkit kembali dari antara orang mati. Herodes ingin bertemu dengan Yesus hanya karena ingin tahu, bukan karena ingin mengetahui kehendak Allah. Ia ingin bertemu dengan Yesus bukan untuk mengikuti-Nya tetapi mencegah-Nya mengganggu hati nuraninya.
Kita dapat mencoba membebaskan diri dari rasa bersalah dan berdosa dengan menekan kebenaran atau membersihkan diri dari siapa atau apapun yang menghantar kita kepada kebenaran. Namun ingatlah, tak ada kekuatan apapun di bumi ini yang dapat menghapus rasa bersalah atau membebaskan kita dari perbudakan dosa, kecuali Allah yang dapat membebaskan kita dengan mengorbankan Putra-Nya sendiri, Yesus Kristus, di salib.
Bagaimanakah kita dapat menemukan damai sejati dengan diri sendiri dan dengan Allah? Yesus telah menunjukkan jalannya. “Jikalau kamu tetap dalam firman-Kukamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakankamu,” (Yoh 8:31-32). Dan Dialah jalan, kebenaran dan hidup. Hanya Dialah yang dapat membebaskan kita. Jika kita mendengarkan-Nya dan mengikuti sabda-Nya, kita dapat menemukan damai sejati, kegembiraan, dan kebebasan untuk hidup sebagai putra dan putri Allah.
Apakah sabda Allah mendapatkan prioritas utama dalam hidup anda? Atau anda membiarkan diri diganggu dengan suara-suara yang lain yang menghantar anda pada kehancuran? Apakah saya mencari dan memegang kebenaran?
Allah Bapa di surga, bentuklah dalam diriku keserupaan dengan Putera-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus. Bentuklah aku agar semakin serupa dengan-Nya dalam kata-kata dan perbuatan. Tumbuhkanlah keinginan untuk melakukan kehendak-Mu dan bantulah aku untuk bertumbuh dalam pengetahuan akan kasih dan kebenaran-Mu.