“Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu,” (Yoh 8: 31 – 32).
Apa itu kebenaran? Bagaimana kita mengetahui kebenaran? Pertanyaan ini relevan bagi kita ketika berita-berita palsu, hoax, kebenaran palsu, kebenaran setengah-setengah memenuhi dunia media sosial saat ini. Mengetahui kebenaran menjadi sulit. Begitu banyak kabar palsu menyembunyikan kebenaran dengan maksud menipu atau mencuci otak.
Jadi bagaimana kita dapat mengetahui kebenaran? Pertama, temukan sumber terpercaya – sumber-sumber yang punya reputasi yang baik dan teruji. Yesuslah KEBENARAN dan kita perlu untuk setiap saat kembali kepada Firman-Nya untuk menguji “kebenaran” kita. Nasehat Yesus jelas: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” “Tetap dalam firman-Ku” sama artinya dengan “Tinggal dalam Aku dan Aku di dalam kamu,” (Yoh 15: 4). Mereka yang tinggal dalam firman-Nya akan mengetahui kebenaran, yakni mengetahui kehendak Allah.
Kedua, perhatikanlah konsistensi dan tujuan dari kabar itu, galilah lebih dalam. Jika ada agenda tersembunyi, kemungkinan besar jauh dari kebenaran. Yesus selalu konsisten dengan warta-Nya dan hanya mempunyai satu tujuan. Ketika Ia menghadapi para Ahli Taurat dan Farisi serta ancaman maut begitu dekat, Ia dapat saja membelokkan kebenaran untuk menyelamatkan diri. Tetapi itu tidak pernah dilakukan-Nya. Enak tidak enak, berisiko atau tidak, Ia berdiri pada kebenaran. Kebenaran sejati tak tergantikan.
Kepada kita dihadapkan begitu banyak “kebenaran” dan acapkali kita kesulitan untuk membedakan mana yang sungguh-sungguh benar dan mana yang bukan. Untuk mencari kebenaran sejati kita perlu bertanya: Jika Yesus besertaku, apa yang akan Ia katakan? Mari dengarkan Dia.
Bila ada sumur di ladang
bolehlah kita menumpang mandi.
Tuhan penuh kasih sayang
mendekatlah tuk dapatkan kebenaran sejati.