Remah Harian

KASIH – KORBAN

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Jumat, 29 Mei 2020, Jumat pekan Paskah VII

“Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” (Yoh 21: 15).

Setiap orang mempunyai pengalaman kegagalan. Tidak jarang kita kemudian merasa terpuruk dengan pengalaman kegagalan itu.

Sesudah penyangkalan yang memalukan terhadap Tuhan, Petrus berpikir bahwa telah gagal menjadi murid. Ia merasa gagal mengasihi-Nya. Maka ia bersama dengan murid-murid yang lain kembali ke pekerjaan lamanya: menjala ikan.

Akan tetapi, Tuhan, dengan kasih-Nya yang tak pernah berakhir tak pernah menyerah terhadap sahabat-sahabat-Nya. Ia mencari mereka, menghampiri mereka, dan melayani mereka sarapan! Lalu, kepada Simon yang dahulu pernah bersumpah, “meskipun yang lain meninggalkan Engkau, aku tak akan pernah meninggalkan Engkau”, Ia bertanya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Bukan cuma sekali Ia bertanya. Tiga kali! Mungkin Simon merasa malu, merasa diingatkan akan penyangkalannya, tetapi juga tertantang. Ia bangkit dari kejatuhannya, dan tiga kali pula menjawab: “Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Dan Yesus memberinya tugas: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” Seakan-akan Yesus berkata, buktikan kasihmu, gembalakanlah domba-domba-Ku.

Dalam bahasa Yunani ada tiga kata yang kita terjemahkan dengan satu kata “cinta”: agape, cinta yang mengorbankan diri; philia, cinta persahabatan; dan eros, cinta kebertubuhan. Yesus sebenarnya dua kali bertanya kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku” dengan cinta “agape”. Apakah engkau mengasihi aku hingga berani mengorbankan diri? Tetapi dua kali pula Petrus menjawab dengan “philia”, cinta persahabatan. Petrus menyadari, ia belum mampu mengasihi Yesus dengan cinta mengorbankan diri. Tuhan pun tahu akan kelemahan Petrus. Maka pada pertanyaan yang ketiga, Yesus bertanya dengan “Apakah engkau mengasihi aku” dengan cinta persahabatan. Masih diperlukan perjuangan bertahun-tahun, dengan jatuh bangun hingga Petrus mampu membuktikan kasih yang tertinggi untuk Gurunya, ketika dia menyerahkan hidupnya bagi Kristus di kayu salib. Bahkan Ia merasa tak pantas disalibkan sama seperti Gurunya, sehingga ia minta disalibkan secara terbalik, dengan kepala di bawah.

Sahabat-sahabat ketika kita gagal mengasihi Tuhan dan sesama, Tuhan tak pernah menyerah. Dia mengerti kelemahan kita. Sambil berpegang pada ideal, kita berjuang dengan bantuan anugerah Allah untuk mencapainya. Kita mungkin tidak perlu membuktikan kasih kita kepada-Nya dengan mati di salib seperti Petrus, tetapi kita dapat melakukannya dengan memikul salib-salib kecil kita setiap hari dan melayani Dia dengan kasih kepada sesama, khususnya saudara-saudara kita yang terpinggirkan di sekitar kita.

Dari pasar pulang belanja
Beli kue berbagai rasa
Jangan pernah berputus asa
Ketika cinta kita kepada-Nya tidak luar biasa….

Bacaan misa hari ini: Kis. 25:13-21Mzm. 103:1-2,11-12,19-20abYoh. 21:15-19.

Author

Write A Comment