Sabda Hidup
Senin 28 Desember 2020, Pesta Kanak-Kanak Suci, Hari Keempat dalam Oktaf Natal
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia.” Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.” Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.
(Mat 2: 13 – 16)
Hari ini kita rayakan Pesta Kanak-Kanak suci. Kita peringati pembunuhan anak-anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya yang berumur dua tahun ke bawah, oleh Raja Herodes yang cemburu dan merasa terancam setelah mendengar tentang “Raja yang baru lahir.” Dia berpikir bahwa semua orang adalah ancaman bagi tahtanya dan kapan saja dia akan digulingkan oleh mereka. Itulah alasannya untuk membunuh istrinya, Mariame, Dua putra Mariame, kakek dan ibu, kedua putranya juga yaitu Aristobulus dan Alexander dibunuh atas perintahnya. Henri Daniel Rops dalam bukunya, Jesus and His Times (vol. 1, hlm. 127-128) mengatakan bahwa dalam tahun-tahun terakhirnya, Herodes menderita arteriosclerosis. Dia sangat kesakitan dan mengalami gangguan mental dan fisik. Dia mengubah wasiatnya tiga kali. Di saat-saat menjelang kematiannya, ia memerintahkan pembantaian orang-orang Yahudi untuk memastikan bahwa akan ada air mata pada kematiannya.
Ketika Herodes menyadari bahwa Orang Majus tidak kembali kepadanya, dia sangat marah. Dalam kemarahannya, ia memerintahkan agar setiap anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya, yang berusia dua tahun atau kurang, dibunuh. Ana-anak yang tidak bersalah ini adalah bunga dan buah sulung para martir sang Juruselamat; mereka menang atas dunia tanpa pernah mengetahuinya bahkan belum mengenal-Nya.
Pada hari raya Kanak-Kanak Suci ini, kita juga ingat tentang berjuta-juta anak yang menderita dan “dibantai” melalui segala bentuk kekerasan yang tak terhitung banyaknya, yang mengancam hidup, martabat dan hak mereka atas kehidupan. Ada begitu banyak anak-anak menjadi aborsi; atau dengan tidak bersalah menjadi korban kelalaian orang tua, anak-anak yang menjadi korban eksploitasi tenaga kerja, serta segala bentuk pelecehan lainnya. Tangisan mereka membubung ke surga. Selain itu ada juga mereka yang lemah, yang menjadi korban kehausan kita akan kekuasaan. Bentuk-bentuk kekerasan dan pelecehan ini menunjukkan kepada kita bahwa bahkan pada hari ini masih begitu banyak Herodes-Herodes lainnya.
Semoga kita tidak menjadi Herodes-Herodes masa kini yang dengan gampang mengorbankan orang lain karena egoisme kita.
Bacaan Misa hari ini: 1Yoh. 1:5-2:2; Mzm. 124:2-3,4-5,7b-8; Mat. 2:13-18.