Seorang sopir bus selalu merasa enggan mengantar penumpang sampai di halte terakhir. Ketika ia menunggu penumpang di sana, ia merasa terganggu dengan sampah yang dibuang sembarangan di dekat halte itu. Tidak jarang sampah itu menumpuk dan sudah bau. Suatu ketika ia memutuskan untuk meluangkan waktu membersihkan tumpukan sampah itu dan membersihkan tempat sekitar halte tersebut. Paling tidak ia merasa lebih nyaman. Di hari-hari berikutnya, setiap hari, sambil menunggu penumpang, ia membersihkan tempat itu. Ia tidak hanya membersihkannya, tetapi juga menanam bunga-bunga di situ, menata dan merawatnya. Dari hari ke hari, semakin banyak penumpang yang ingin turun di halte terakhir, hanya untuk menikmati keindahan taman di sekitar halte terakhir tersebut.
Kata “mengasihi” muncul beberapa kali dalam bacaan Injil hari ini (Yoh 14: 21 – 26). Itu berbicara tentang kasih kita terhadap Yesus, dan kasih-Nya bagi kita, serta kasih Bapa bagi kita. Allah Bapa mengasihi kita dengan memberikan Putera-Nya. Yesus menyatakan kasih-Nya kepada kita dengan memberikan hidup-Nya dan dengan menyatakan kepada kita apa yang Ia terima dari Bapa. Kita mengasihi Yesus dengan menuruti firman-Nya, dengan hidup menurut apa yang diajarkan-Nya, yang dalam Injil Yohanes dirangkum dalam perintah: “Hendaklah kamu saling mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu.”
Kita semua sudah tahu dan hafal akan perintah itu. Tinggal melaksanakannya, tidak hanya memikirkannya, tidak hanya mengatakannya. Just do it, seperti sopir bus dalam cerita di atas, agar hidup menjadi lebih indah, agar dunia kita menjadi semakin nyaman menjadi tempat kita hidup bersama.
Bacaan hari ini: Kis. 14:5-18; Mzm. 115:1-2,3-4,15-16; Yoh. 14:21-26.