Remah Harian

IMAN YANG MEMBERDAYAKAN

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Selasa 22 Februari 2022, Pesta Tahta St. Petrus
Bacaan: 1Ptr 5:1-4Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6Mat 16:13-19.

“Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” 

(Mat 16: 15 – 16)

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus memberikan kepada Petrus peran yang sangat menentukan. Ia akan menjadi batu dasar Gereja, komunitas umat beriman, menopangnya bersama dalam kesatuan. Kepadanya diberikan kunci, simbol kekuasaan dalam Gereja. Yesus juga berkata: “Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga,” (Mat 16: 19). Istilah mengikat dan melepaskan juga menunjukkan peran ini. Itu adalah peran untuk mengajar dengan wibawa untuk menentukan unsur mana dari ajaran Yesus yang mengikat dan yang tidak. Petrus diberi tugas untuk menginterpretasikan pesan Yesus bagi Gereja.

Dalam tradisi Gereja Katolik Roma, kita percaya bahwa peran Petrus ini ada dalam diri Uskup Roma, Paus. Sepanjang jaman, Gereja menandang Paus sebagai titik fokus kesatuan seluruh murid Tuhan dan sebagai yang berkuasa menafsirkan pesan Yesus bagi Gereja dan dunia.

Sepanjang sejarah Gereja ada Paus yang baik, tetapi kita tidak menutup mata akan adanya Paus yang kurang baik. Dalam dekade ini kita bersyukur bahwa kita dianugerahi Paus-Paus yang setia pada peran yang diberikan kepada Petrus seperti dalam bacaan Injil hari ini. Yesus memberikan peran ini kepada Petrus karena Petrus telah memperlihatkan kedalaman “pemahaman” akan identitas Yesus. “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Mat 16: 16). Ini adalah pemahaman yang diberikan oleh Allah. Yesus sendiri berkata kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.”

Pemahaman unik Petrus menjadi dasar peran kepemimpinan yang diberikan oleh Yesus kepadanya. Meski peran Petrus itu unik, pertanyaan yang diajukan kepadanya, juga diajukan kepada kita semua, “Apa katamu, siapakah Aku ini?” Suatu pertanyaan personal yang diajukan kepada kita masing-masing. Seperti pemahaman iman terhadap Yesus adalah anugerah Allah, itu adalah karya Roh Kudus dalam hidup kita. Roh Kuduslah yang memimpin kita kepada seluruh kebenaran tentang Yesus.

Sejauh kita mengenal Yesus sebagaimana adanya, iman kita sendiri bersifat autoritatif, kita dipanggil untuk memberdayakan orang lain untuk percaya. Saat iman dan relasi kita dengan Tuhan semakin dalam, Tuhan akan bekerja melalui kita untuk memimpin orang lain kepada-Nya.

Author

Write A Comment