Suatu malam Abou Ben Adhem terbangun dari tidurnya dan melihat seorang malaikat sedang menulis pada sebuah buku emas nama orang-orang yang mengasihi Allah. “Adakah namaku di situ?” tanya Abou. “Tidak ada,” jawab malaikat. “Kalau begitu, aku mohon,” kata Abou. “Tulislah nama-nama mereka yang mengasihi sesamanya.” Malam berikutnya, malaikat itu datang lagi dan memperlihatkan daftar nama orang-orang yang mengasihi Allah. Dan lihatlah, nama Abou Ben Adhem ada di urutan teratas daftar nama itu.
Kisah itu menunjukkan bahwa kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama itu bagaikan dua sisi mata uang. Satu sisi tidak dapat ada tanpa sisi yang lain. Itulah sebabnya ketika seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus tentang hukum yang terutama, Ia menjawab: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.” Namun Yesus tidak berhenti di situ. Ia masih melanjutkan: “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Mat 22: 37 – 39).
Orang yang bertanya kepada Yesus tentang hukum yang terutama ini adalah orang yang sama, yang ingin menjebak dan membunuh Yesus, orang-orang Farisi. Mereka adalah orang-orang yang yang tahu dan sangat sadar akan kasih kepada Allah. Namun ternyata mereka sangat tidak sensitif terhadap sesama. Kesalahan orang-orang Farisi itu juga ada pada kita. Masih banyak dari kita yang mencoba memisahkan kasih kepada sesama dari kasih kepada Allah.
Baiklah kita ingat kata-kata St. Yohanes: Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” (1 Yohanes 4:20).
“Iman dalam tindakan adalah kasih, dan kasih dalam tindakan adalah pelayanan. Dengan mengubah iman itu menjadi tindakan kasih yang hidup, kita menghubungkan diri kita dengan Tuhan sendiri, dengan Yesus, Tuhan kita,” kata Ibu Teresa dari Calcutta. Dan lagi St Yohanes mengatakan, “Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.” (1 Yoh 4: 12).
Bacaan Misa hari ini: Kel. 22:21-27; Mzm. 18:2-3a,3bc-4,47,51ab; 1Tes. 1:5c-10; Mat. 22:34-40