Remah Mingguan

HOW FAR CAN YOU GO?

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Minggu, 22 Agustus 2021, Minggu Biasa XXI Tahun B

“Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.

(Yoh 6: 68 – 69)

Dalam bacaan pertama, Allah mengundang umat-Nya menjadi partner perjanjian-Nya. Yosua, pemimpin umat Israel sepeninggal Musa, tahu benar akan arti penting perjanjian itu. Maka ia menantang umatnya: “Jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah….. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yos 24: 15).  Yosua telah membuat pilihan, sebuah keputusan.

Dalam Injil hari ini, para murid berpikir bahwa Yesus tidak menyadari reaksi negatif dari orang banyak karena ajaran-Nya yang keras. Banyak orang telah memutuskan untuk pergi meninggalkan Dia. Bagi mereka, sabda Yesus terlalu keras: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu,” (Yoh 6: 53). Para murid-Nya khawatir bahwa misi mereka mengubah dunia akan gagal jika Ia kehilangan pengikut. Mereka ingin agar Yesus memperlunak kata-kata-Nya. Mereka berpikir bahwa sekarang saatnya untuk berpikir praktis, tidak usah terlalu keras lah….berikan saja apa yang ingin mereka dengar….

Tetapi Yesus teguh dengan apa yang dikatakan-Nya. Ia tidak tertarik untuk mengkompromikan kebenaran. Ia tidak akan mengubah pemberian diri-Nya melalui Ekaristi walau dibutuhkan iman yang besar untuk menerimanya, untuk memahaminya. Maka ketika para murid melaporkan reaksi negatif banyak orang terhadap ajaran-Nya tentang Roti Hidup, Yesus bertanya kepada mereka, “Apakah kamu mau pergi juga?” Lalu Petrus menjawab dengan pengakuan imannya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah. (Yoh 6: 68 – 69).

Sahabat-sahabat, manusia selalu mencari makna. Ia dapat saja memiliki segala kelimpahan materi di dunia ini, tetapi jika ia tidak dapat menemukan makna padanya, semuanya itu tidak ada artinya. Tanpa makna, “anda akan merasa sendiri dalam kerumunan.” Tidak heran ada banyak orang yang berkelimpahan materi dan pesohor yang terkenal bunuh diri, atau jatuh dalam penyalahgunaan narkoba, atau hal-hal negatif lainnya, karena tidak menemukan makna hidup. Akan tetapi ada banyak orang yang nampaknya tidak berkelimpahan secara material tetapi nampak lebih bahagia. Benarlah apa yang dikatakan Viktor Frankl: “Dia yang mempunyai “mengapa” untuk hidup dapat menanggung hampir semua “bagaimana” dalam hidup. He who has “why” to live can bear almost any “how.”

Petrus tidak menemukan makna hidup dalam menangkap ikan. Ia menemukan makna hidup yang sejati bersama Yesus, sebagai penjala manusia. Tidak heran ia berani berkata, “Tuhan, kepada siapa kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.”

Sejatinya, sahabat-sahabat, bagaimana anda dapat menemukan makna dalam hal-hal yang fana jika anda tahu bahwa semuanya itu hanya sementara? Sebab hanya kasih Allah yang dapat bertahan selamanya sampai kekal. Oleh sebab itu dalam iman kita kepada-Nya dan dalam berbagi dengan mereka yang lapar, dengan berbagi kasih dengan mereka yang miskin kita dapat menemukan makna hidup. Dalam kata-kata St. Agustinus, “Hatiku takkan tenang sebelum beristirahat dalam Dikau.”

Iman adalah sebuah keputusan. Setiap keputusan mempunyai risiko. Dan biasanya kita berani mengambil risiko hanya untuk hal-hal yang kita percaya punya harga dan bermakna. Kita juga percaya bahwa semakin besar risiko yang kita hadapi, semakin besar nilai atau ganjaran yang layak kita terima.

Petrus telah mengorbankan segalanya. Ia meninggalkan keluarganya, istri, anak-anak, perahu dan jalanya, dan secara total mengikuti Kristus. Ia bahkan menyerahkan keamanan hidupnya. Sabda Yesus begitu keras, “makan daging dan minum darah-Nya.” Bahkan sabda itu dapat membahayakan hidupnya. Ia tidak sepenuhnya mengerti. Tetapi bagaimanapun, ia memutuskan untuk tinggal dan tetap percaya kepada Yesus.

Apakah yang sudah anda korbankan bagi Kristus? Dan apa saja yang masih dapat anda korbankan bagi-Nya? Sejauh mana anda dapat berjalan bersama-Nya? How far can you go with Him?

Bacaan hari ini: Yos. 24:1-2a,15-17,18b; Mzm. 34:2-3,16-17,18-19,20-21,22-23; Ef. 5:21-32; Yoh. 6:60-69.

Author

Write A Comment