Bernadette Soubirous, gadis yang melihat penampakan Bunda Perawan Maria di Lourders, hidup tersembunyi sebagai seorang suster kontemplatif. Seorang jurnalis berhasil “melacak”nya dan diijinkan untuk mewawancarainya. Salah satu pertanyaan yang diajukannya adalah mengapa Bernadette memilih untuk hidup tersembunyi ketika ia dikenal di seluruh dunia. Menjawab pertanyaan itu Bernadette membandingkan dirinya dengan sebuah sapu. Sebuah sapu, setelah digunakan untuk membersihkan rumah atau sebuah ruangan, diletakkan di sudut, atau di tempat yang tersembunyi. Karena Allah telah menggunakannya untuk maksud-maksud-Nya, dan tujuan itu sudah tercapai, maka kini ia diletakkan di tempat tersembunyi dan ia dengan gembira telah memilih cara hidup itu.
Kerendahan hati merupakan sesuatu yang harus diperjuangan ketika dunia kita mengagung-agungkan harga diri, pencapaian, prestasi. Dalam Injil hari ini Yesus berkata: “Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan,” (Luk 17: 10).
Yesus mengkritik para Farisi yang cenderung membanggakan apa yang telah mereka buat dan menganggap bahwa kebajikan mereka itu memberi mereka hak mengklaim ganjaran dari Tuhan, seakan-akan Tuhan berhutang kepada mereka. Keselamatan bukanlah jasa kita. Keselamatan adalah murni anugerah.
Kabar baiknya, kita tidak perlu mencetak poin tertentu untuk memastikan anugerah-Nya. Tuhan telah memberkati kita dan terus memberkati kita bahkan memberi kita Putra-Nya. Sebagai tanggapan, kita mencoba untuk melayani Tuhan dengan setia, dengan melakukan kehendak-Nya, semaksimal mungkin. Pelayanan kita kepada-Nya hanyalah cerminan kesetiaa-Nya bagi kita.
Bacaan misa hari ini: Keb. 2:23-3:9; Mzm. 34:2-3,16-17,18-19; Luk. 17:7-10