Remah Harian

GARAM DAN TERANG DUNIA: MINORITAS

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Selasa, 8 Juni 2021, Selasa Pekan Biasa X

“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi….. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

(Mat 5: 13, 14, 16)

Kita, orang-orang Kristiani, hidup sebagai minoritas. Artinya, jumlah kita amat kecil dibandingkan dengan penganut agama mayoritas. Tidak jarang, posisi kita sebagai minoritas memberi kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami sikap-sikap dan tindakan intoleran dari kelompok yang lain. Akan tetapi Sabda Tuhan hari ini mengajak kita merenungkan dari sudut pandang yang lain.

Yesus menyebut kita garam dan terang dunia. Ia memanggil kita dan menantang kita menjadi garam dan terang dunia. Dengan contoh dari kehidupan sehari-hari Ia ingin meyakinkan para murid-Nya peran dari dua hal tersebut dalam hidup bersama. Tanpa garam dan terang, akan seperti apa kehidupan kita? Betapa pentingnya kedua hal tersebut walau sering terabaikan kehadirannya karena orang hanya memperhatikan efek yang dihasilkan.

Kini, dihubungkan dengan “status” kita sebagai minoritas, kita diingatkan akan peran dan tanggungjawab kita sebagai orang-orang Kristiani. Tak seorangpun menaruh satu piring garam pada satu piring makanan. Satu piring makanan hanya membutuhkan sejumput kecil garam agar menjadi lehih sedap. Jika kita makan sepiring nasi goreng dengan garam satu piring juga, entah seperti apa rasanya. Saat kita memasak, kita hanya menambahkan garam dengan volume yang cocok.

Demikian juga dengan terang. Kita memasang lampu hanya sesuai dengan luanya ruangan yang perlu diterangi. Terang punya potensi untuk mencapai sudut-sudut ruangan untuk menghalau kegelapan. Dengan terang pula segala macam aktivitas dalam hidup dapat berjalan dengan baik. Dipanggil oleh Yesus untuk menjadi terang berarti kita dipanggil untuk menghalau pelbagai macam “kegelapan” dalam dunia. Dan jangan lupa, dengan menjadi terang dunia, kita menghadirkan Kristus Sang Terang sejati.

Dengan demikian bukan jumlah yang diperhitungkan, tetapi kinerja, efek dan dampak kita sebagai orang-orang Kristiani yang sejati yang diukur. Minoritas? Jangan berkecil hati. Hendaklah kita menjadi mayoritas dalam efek dan dampak yang kita hasilkan sebagai pengikut-pengikut Kristus yang sejati!

Bacaan hari ini: 2Kor. 1: 18-22; Mzm. 119:129,130,131,132,133,135; Mat. 5:13-16.

Author

Write A Comment