Sabda Hidup
Sabtu 23 Juli 2022, Sabtu Pekan Biasa XVI
Bacaan: Bacaan: Yer. 7:1-11; Mzm 84:3.4.5-6a.8a.11; Mat. 13:24-30.
“Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.”
(Mat 13: 24 – 30)
Kita tidak dapat mengharapkan kehidupan manusiawi yang sempurna di mana hanya ada orang-orang baik. Yang baik dan yang jahat, seperti gandum dan lalang dalam Injil hari ini, selalu ada bersama sampai akhir jaman.
Baik dan jahat akan selalu dapat ditemukan bersama di antara pribadi-pribadi dalam komunitas kita. Tuhan menghargai keduanya dan bersabar. Ia memberi matahari dan hujan baik bagi orang benar maupun orang tidak benar, bagi orang baik maupun orang jahat.
Allah tahu bahwa gandum akan bertahan hidup meski ada lalang, jadi orang-orang baik tetap dapat bertumbuh dalam jalan Tuhan meski orang-orang dengan maksud-maksud jahat menyerang mereka. Lagi pula, tidak gampang membedakan yang baik dengan yang jahat seperti tidak gampang pula membedakan lalang dari gandum. Sebenarnya dalam bahasa Yunani dipakai kata ζιζάνια (zizania) – yang mungkin kurang tepat diterjemahkan sebagai “lalang” sebab kurang nampak maksud dari perumpamaan itu. Zizania, adalah gulma yang bentuknya sangat mirip dengan gandum, sehingga sangat sulit dibedakan dengan gandum. Seperti Allah bersabar, kita juga perlu bersabar, Allah sendiri yang akan memisahkan yang baik dengan yang jahat pada waktunya.
Seperti Allah bersabar dengan mereka yang jahat dan memberi mereka kesempatan untuk berbalik dari kehidupannya yang jahat, kita pun hendaknya bersabar dan membantu mereka untuk bertobat. Itu menjadi tugas kita sepanjang hidup. Bukankah dalam diri kita masing-masing yang baik dan yang jahat juga ada bersama-sama?
Mari kita mohon rahmat kesabaran dalam hidup kita. Dan semoga kita tidak terlalu mudah untuk melihat diri kita sebagai gandum dan kemudian mengidentifikasi orang lain sebagai lalang. Santo Paulus dalam surat pertamanya kepada Jemaat di Korintus mengatakan, “Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati,” (1 Kor 4: 5). Tuhan yang akan menghakimi adalah Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia, (Mzm 86: 15).