Remah Harian

Fransiskus Xaverius

Pinterest LinkedIn Tumblr

St. Fransiskus Xaverius adalah seorang Basque dari Navarre, lahir pada tanggal 7 April 1506. Ayahnya adalah seorang penasihat dan menteri keuangan dari Raja Juan III dari Navarre. Dia adalah anak bungsu dan tinggal di sebuah kastil yang sebagian masih berdiri saat ini dan berada dalam kepemilikan ordo Jesuit.

Saat Fransiskus muda tumbuh, hidupnya dikelilingi oleh peperangan. Navarre adalah target kampanye Raja Ferdinand dari Aragon dan Castile, dan kerajaan itu akhirnya ditaklukkan.

Ketika perang berhenti dan Fransiskus sudah dewasa, dia dikirim untuk belajar di Universitas Paris. Sementara di sana ia tinggal bersama temannya, Peter Favre. Keduanya bertemu dan sangat dipengaruhi oleh Ignatius dari Loyola, yang mendorong Fransiskus untuk menjadi seorang imam. Pada 1530, Fransiskus meraih gelar masternya, dan melanjutkan mengajar filsafat di Universitas Paris.

Pada 15 Agustus 1534, Fransiskus bersama Peter Favre, dan beberapa teman lainnya, mengikrarkan kaul kemiskinan, kesucian, dan ketaatan. Orang-orang itu berencana melakukan perjalanan ke Tanah Suci untuk mentobatkan orang-orang yang tidak percaya. Fransiskus memulai studi teologi pada tahun yang sama dan ditahbiskan pada tanggal 24 Juni 1537.

Paus Paulus III menyetujui pembentukan ordo mereka pada tahun 1540, yang menjadi Serikat Yesus.

Ketika Fransiskus Xaverius menjadi imam, Portugal menjajah India. Koloni Portugis di India dan di tempat lain telah kehilangan iman dan nilai-nilai Kristiani mereka. Untuk mengembalikan hidup Kristiani mereka, Raja Portugal meminta Paus mengirim misionaris ke wilayah tersebut.

Paus Paulus III meminta ordo baru itu untuk melaksanakan misi ini, terutama karena mereka tidak dapat melakukan misi pilihan mereka ke Tanah Suci karena peperangan. Ignatius akhirnya memutuskan untuk mengutus Fransiskus.

Fransiskus Xaverius berangkat ke India pada 1541, pada ulang tahunnya yang ketiga puluh lima. Ketika ia berangkat, ia diberi tahu bahwa Paus mengangkatnya menjadi Nuncio di Timur. Dia tiba di wilayah dan koloni Goa, India pada tanggal 6 Mei 1542.

Meskipun di Goa ada gereja-gereja dan bahkan seorang uskup di koloni Portugis, hanya sedikit orang yang berkhotbah dan melayani orang Portugis, terutama di luar tembok kota.

Masalah utama dengan cepat dilihat oleh Fransiskus, yakni sifat orang-orang dan niat mereka. Banyak pelaut dan penghuni koloni Portugis adalah mantan tahanan yang direkrut dari penjara Portugis atau melarikan diri dari kesalahan yang mereka buat di rumah. Tak seorangpun dari mereka datang untuk menyebarkan atau menjalani kehidupan yang baik. Sebaliknya mereka melarikan diri dari Portugal, berpetualang, atau membuat keberuntungan. Namun toh, mereka menetap dan berkeluarga.

Fransiskus pertama-tama melayani orang-orang sakit dan anak-anak. Kemudian dia pelajari penduduk asli Pearl Fishery Coast, yang telah dibaptis satu dekade sebelumnya, tetapi tidak pernah diajarkan iman. Ia mulai melayani mereka. Dia tinggal selama tiga tahun di antara mereka, tetapi sering dibuat malu oleh perilaku orang-orang Portugis yang sudah beragama Katolik, tetapi sering berperilaku buruk.

Ia membangun 40 gereja bagi penduduk Pearl Fishery Coast. Ia menemui kesulitan dalam misinya karena dia biasanya bekerja untuk mempertobatkan orang-orang kebanyakan terlebih dahulu, ketimbang pemimpin mereka.

Fransiskus akhirnya memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Malaka dan Kepulauan Maluku untuk menginjili orang-orang di sana. Dia menghabiskan sekitar dua tahun di wilayah itu. Ketika di Malaka, ia bertemu Anjiro, seorang Jepang. Anjiro dituduh melakukan pembunuhan di Jepang tetapi berhasil melarikan diri. Mengetahui tentang Fransiskus, dia memutuskan untuk menemui Fransiskus dan memberitahunya tentang Jepang. Fransiskus mentobatkan Anjiro menjadi orang Jepang pertama yang masuk Kristen.

Fransiskus kemudian kembali ke Goa selama sekitar satu tahun untuk mengurus tanggung jawab resminya, tetapi dia sangat tertarik mengunjungi Jepang. Pada 1549, ia akhirnya berangkat ke negara itu, tiba pada bulan Juli tahun itu.

Daimyo lokal dengan hangat menerimanya, tetapi melarang orang-orangnya bertobat menjadi Kristen. Selain hambatan hukum, Fransiskus menemukan bahasa menjadi penghalang. Bahasa Jepang berbeda dari yang pernah dia temui sebelumnya.

Fransiskus terkejut menemukan bahwa penampilannya sebagai orang miskin merupakan penghalang bagi komunikasinya. Kemiskinan tidak dihormati di feodal Jepang seperti di Eropa. Jadi ia terpaksa mengubah strateginya. Pada suatu kesempatan, ketika bertemu dengan seorang pangeran setempat, ia menghadap dengan berpakaian rapi. Dia membawa hadiah dari India yang dikirimkan kepadanya. Ternyata, hal itu membawa efek yang diinginkan dan meningkatkan reputasinya.

Meski telah berusaha keras, Jepang tidak mudah ditobatkan. Sebagian besar berpegang teguh pada keyakinan Budha atau Shinto. Orang Jepang juga menemukan konsep neraka sebagai tempat siksaan kekal sebagai sesuatu yang sulit diterima.

Beberapa tradisionalis, termasuk imam dari agama pribumi, mereka memusuhi Fransiskus dan agama Kristen. Xavier mendirikan beberapa komunitas umat, tetapi agama Kristen ditekan penyebarannya oleh kaum bangsawan yang sulit mempercayai orang luar dan iman mereka. Akhirnya, agama Kristen dianiaya. Hal itu memaksa banyak orang pergi ke bawah tanah dengan keyakinan mereka.

Fransiskus mengakhiri pekerjaannya di Jepang pada saat itu dan memutuskan untuk kembali ke India dan berhenti di Goa. Selama pelayarannya, ia dimohon menjadi wakli pemerintah Portugis untuk bertemu dengan kaisar Tiongkok dan berdiplomasi untuk membebaskan beberapa tahanan Portugis. Fransiskus memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Tiongkok, tetapi pertama-tama ia butuh untuk kembali ke markasnya di Goa.

Dia meninggalkan India untuk terakhir kalinya pada bulan April, 1552 dan berhenti di Malaka untuk mendapatkan dokumen resmi yang membuktikan statusnya sebagai wakil raja Portugis. Namun, pelabuhan di Malaka sekarang dikendalikan oleh Alvaro da Gama, Kapten Malaka dan putra Vasco da Gama. Da Gama bersikap tidak ramah kepadanya dan menolak mengakui status resminya sebagai Nuncio. Dia menyita cinderamata yang dibawa Fransiskus, yang ditujukan untuk kaisar Tiongkok dan menata kapalnya dengan kru baru, yang setia padanya.

Kapal Fransiskus mencapai Cina pada bulan Agustus, berhenti di sebuah pulau di lepas pantai Cina. Dari sana, Fransiskus sendirian. Dia berhasil menemukan seorang pria yang setuju untuk membawanya ke China dengan bayaran besar, tetapi ketika dia sedang menunggu kapalnya, ia jatuh sakit karena demam. Fransiskus meninggal pada 3 Desember 1552.

Fransiskus dimakamkan di pulau itu sampai Februari 1553 ketika tubuhnya dipindahkan dan dibawa ke Malaka, di mana ia dimakamkan di sebuah gereja selama sebulan. Kemudian salah satu temannya memindahkan tubuhnya ke kediamannya sendiri untuk sisa tahun itu. Pada bulan Desember, tubuhnya dipindahkan ke Goa. Ia tetap terbaring dalam peti perak yang tertutup dalam kotak kaca.

Beberapa tulangnya telah dilepas. Lengan kanannya, yang digunakan untuk memberkati dan mempertobatkan orang kini dipajang di Roma. Tulang lengan lainnya disimpan di pulau Coloane, di Macau, yang saat ini adalah bagian dari China.

Fransiskus Xaverius dibeatifikasi oleh Paus Paulus V pada tanggal 25 Oktober 1619, dan dikanonisasi oleh Gregorius XV pada tanggal 12 Maret 1622 pada upacara kanonisasi yang sama untuk  Ignatius dari Loyola. Dia adalah pelindung misi Katolik dan hari rayanya diperingati pada tanggal 3 Desember.

“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk,” sabda Tuhan kepada kita (Mrk 16: 15).

Apa artinya menjadi rasul? Bagaimana Anda dapat meneladan Santo Fransiskus Xaverius dalam karya kerasulan dalam lingkungan Anda sendiri?

Bacaan hari ini: 1Kor. 9:16-19,22-23Mzm. 117:1,2Mrk. 16:15-20.

St. Fransiskus Xaverius adalah pelindung: Misi di Afrika; Keuskupan Alexandria, Louisiana; Apostleship of Prayer; Australia; misi orang-orang kulit hitam; Borneo; China; Hindia Timur; Misi Luar Negeri; Goa, India; Keuskupan Green Bay, Wisconsin; India; Keuskupan Agung Indianapolis, Indiana; Japan; Keuskupan Joiliet, Illinois; para misionaris; Missioners of the Precious Blood; Navarre, Spanyol; para navigator; New Zealand; misi paroki; penyakit-penyakit epideik; Propagasi Iman.

Symbol: bell; salib; kapal; tongkat peziarah; rosario; bunga lily; bejana baptis; kapal dan salib; globe.

Sering digambarkan sebagai: Seorang Jesuit muda bercambang dengan obor, api, salib dan bunga lily; Jesuit muda bercambang bersama dengan St. Ignatius Loyola; pengkotbah dengan hati yang bernyala-nyala.

Author

Write A Comment