Sabda Hidup
Minggu, 16 Agustus 2020, Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga
“Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia.”
Lukas 1: 48
Pada hari ini, kita merayakan peristiwa iman: “Maria diangkat ke Surga”. Kita diajak untuk merenungkan perbuatan besar yang dikerjakan Allah bagi Maria, Bunda Kristus dan Bunda seluruh umat beriman. Kita percaya bahwa Maria telah dipilih Allah sejak awal mula untuk menjadi Bunda PuteraNya, Yesus Kristus. Untuk itu Allah menghindarkannya dari noda dosa asal dan mengangkatnya jauh di atas para malaikat dan orang kudus.
Gereja Katolik percaya bahwa Allah mengangkat Maria ke surga dengan jiwa dan badan, karena peranannya yang luar biasa dalam karya penyelamatan dan penebusan Kristus. Kebenaran iman ini dimaklumkan sebagai dogma dalam Konstitusi Apostolik Munificentissimus Deus oleh Paus Pius XII pada tanggal 1 November 1950.
Memang, Maria “Diangkat ke Surga” tidak ada dalam Kitab Suci. Sebab itu, banyak kaum fundamentalis yang menafsirkan Kitab Suci secara harafiah akan mengalami kesulitan dalam memahami keyakinan ini. Nah…untuk bisa percaya akan hal ini, kita harus berdiam diri dan merenungkan peran Bunda Maria dalam misteri keselamatan. Akan tetapi ada yang mengatakan: ’Itu kan kebetulan bahwa Allah memilih Maria. Allah bisa memilih siapa saja untuk melahirkan Yesus. Dalam hati saya menjawab: “Ko pu nenek yang dipilih kah?” Dari kekal hingga kekal, Allah hanya menemukan seorang yang pantas dan layak untuk melahirkan Yesus yaitu Maria. Dalam bacaan Injil tadi, Maria mengagungkan karya keselamatan Allah yang dikerjakan melalui dia dengan mengatakan: “Segala keturunan akan menyebut aku bahagia?”
Peran Maria dalam misteri keselamatan inilah yang menjadi dasar dari keyakinan Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Perlu kita ketahui bahwa Bunda Maria ‘diangkat’ ke surga, dan bukan ‘naik’ ke surga. ‘Diangkat’ berarti bukan karena kekuatannya sendiri melainkan diangkat oleh kuasa Allah, sedangkan Yesus ‘naik’ ke surga oleh kekuatan-Nya sendiri.
Bagi kita orang Katolik, peristiwa Bunda Maria diangkat ke surga adalah peringatan akan pengharapan kita akan kebangkitan badan di akhir zaman, di mana kita sebagai orang beriman, jika hidup setia dan taat kepada Allah sampai akhir, maka kitapun akan mengalami kebangkitan jiwa dan raga ke dalam kemuliaan surgawi.
Maka, Dogma Maria diangkat ke surga, bukan semata-mata doktrin untuk menghormati Maria, tetapi doktrin itu mau menunjukkan bahwa Maria adalah anggota Gereja yang pertama yang diangkat ke surga. Jika kita hidup setia melakukan perintah Allah dan bersatu dengan Kristus, seperti Bunda Maria, kitapun pada saat akhir jaman nanti akan diangkat ke surga, jiwa dan badan, seperti dia.
Saya yakin kita semua di sini ingin masuk surga. (Adakah yang mau berangkat sekarang?). Masuk surga itu gampang-gampang susah. Gampang-gampang susah artinya, walaupun sulit tetapi ada juga cara yang mudah. Ada yang tahu cara mudah untuk masuk surga? Saya akan menunjukkan cara yang paling mudah itu yaitu melalui persatuan dengan Maria dan membiarkan diri kita dibentuk oleh Maria.
Saya akan menjelaskan kebenaran iman ini melalui pandangan Maria sebagai Forma Dei. Tetapi sebelum itu, saya ingin bercerita tentang pengalaman saya. Saya pernah mengunjungi sebuah tempat pembuatan patung. Ada dua cara jika seorang ingin membuat patung. Cara pertama adalah: pemahat dengan keahliannya, ketangkasnya, pengalamannya dan perkakas yang baik dapat memahat patung dari bahan yang keras tak berbentuk menjadi sebuah sosok. Cara yang ini tentu sangat sulit dan memakan waktu yang cukup lama. Sekali salah memahat, dapat merusak seluruh karyanya.
Sedangkan cara yang kedua adalah membuat forma-nya atau cetak tuangnya. Proses pembuatan forma ini sangat lama, tetapi setelah formanya sudah jadi dan sempurna maka bahan-bahan mudah melentur dituangkan ke dalamnya dan siap dibentuk sesuai dengan forma-nya itu.
Santo Agustinus mengatakan Maria adalah Forma Dei – cetak tuang Allah yang hidup. Santo Luis Marie de Monfort mengatakan: “Maria adalah ’cetakan Allah yang tak bernoda.” Mengapa Maria disebut sebagai ’Forma Dei?’ Karena di dalam rahimnya Allah yang menjelma telah terbentuk sebagaimana mestinya tanpa kehilangan sedikit pun dari ke-Allahan-Nya. Dan juga hanya dalam Maria, seorang manusia dapat dibentuk dalam Allah sebagaimana mestinya berkat rahmat Yesus Kristus. Karena itu, tidak ada cara lain yang lebih mudah untuk masuk surga kalau kita sungguh bersatu dengan Maria.
Maria adalah ‘cetakan Allah yang sempurna’. Cetakan ini tidak mempunyai kekurangan apapun dari segi Ilahi. Apa saja yang dituangkan ke dalamnya dan mau dibentuk akan menerima ciri-ciri khas Yesus Kristus. Dengan demikian, agar dapat masuk dalam kemuliaan bersama Maria, kita harus bersatu dengan Maria dan membiarkan diri dibentuk oleh Maria.
Nah…cara untuk bersatu dengan Maria antara lain adalah dengan merenungkan peristiwa-peristiwa keselamatan di dalam doa rosario. Doa Rosario adalah doa yang sangat sederhana. Tetapi mungkin karena terlalu sederhana inilah maka kita seringkali mengabaikannya. Yohanes Paulus II adalah orang yang sangat mencintai Bunda Maria. Dia pernah berkata: Rosary is my favourite prayer. Dalam ensikliknya: Rosarium Virginis Mariae, beliau mengatakan: “Rosario adalah sekolah Maria. Melalui rosario, kita membiarkan diri kita dibentuk oleh Maria melalui misteri-misteri Yesus yang kita renungkan.”
Biasanya, kalau kita sudah selesai berdoa Rosario, ya sudah, selesai. Para legioner punya sebuah doa setiap kali habis doa Rosario: “Ya Allah, Putera-Mu tunggal telah memperoleh bahagia kekal bagi kami dengan hidup, kematian, serta kebangkitan-Nya; semoga kami dalam merenungkan peristiwa-peristiwa itu dalam doa Rosario Suci Santa Perawan Maria, dapat meneladan isinya dan menerima yang dijanjikan-Nya, Dialah Kristus Tuhan kami.” Kita berdoa rosario, bukan karena rosario adalah doa yang paling mudah, tetapi karena kita mau meneladan isinya. Hanya dengan cara inilah, kita akan menerima apa yang dijanjikan Tuhan. Melalui Rosario, kita membiarkan diri kita membiarkan diri kita dibentuk oleh Bunda Maria, agar kita pun mendapat kodrat Ilahi berkat rahmat Allah.
Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga memberikan kepada masing-masing kita pengharapan besar akan masa depan kita bahwa kelak pun akan diangkat ke surga, asalkan selama hidup ini, kita mau membiarkan diri kita dibentuk oleh Bunda Maria.
Bacaan Misa hari ini: Why. 11:19a; 12:1,3-6a,10ab; Mzm. 45:10bc,11,12ab; 1Kor. 15:20-26; Luk. 1:39-56.
Repost dengan beberapa revisi dari renungan ini.