Sabda Hidup
Sabtu, 27 Maret 2021, Sabtu Pekan Prapaskah V
Seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.”
Yoh 11: 49 – 50
Kata-kata Kayafas yang kita dengar dalam kutipan Injil hari ini mempunyai dua sisi. Di satu sisi, ia menyatakan wafat Yesus yang menyelamatkan. Satu orang mati agar seluruh bangsa tidak binasa. Dalam refleksi Yohanes, Kayafas, yang adalah Imam Besar, sedang bernubuat dan menerangkan makna wafat Yesus yang menyelamatkan.
Lebih dari itu, penulis Injil Yohanes mengoreksi pernyataan Kayafas, bahwa Yesus mati bukan hanya untuk satu bangsa tetapi juga untuk mengumpulkan anak-anak Allah yang tercerai-berai, seluruh bangsa manusia. Yohanes menerangkan makna universal keselamatan.
Akan tetapi, di sisi yang lain, yang mendorong Kayafas mengatakan hal itu sebenarnya adalah kepentingan atau keuntungan yang dicari oleh para Farisi. Peristiwa Lazarus bangkit dari mati telah membuat banyak orang menjadi percaya dan mengikuti Yesus. Hal itu menjadi ancaman bagi para Farisi. Mereka dapat kehilangan popularitas, kehilangan pengikut dan dengan demikian kehilangan sumber pemasukan finansial yang selama ini menghidupi mereka. Maka mereka sepakat untuk menghabisi Yesus.
Apakah saya punya perhatian yang tulus untuk kebaikan bersama? Atau seperti Kayafas, mudah “mengorbankan” orang lain untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri?
“Dia mati untuk semua supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk Dia, yang telah mati dan dibangkitkan demi mereka,” (2 Kor 5: 15).
Bacaan Misa hari ini: Yeh. 37:21-28; MT Yer. 31:10,11-12ab,13; Yoh. 11:45-56.