Remah Harian

DOMBA DI TENGAH SERIGALA

Pinterest LinkedIn Tumblr

Sabda Hidup

Jumat, 8 Juli 2022, Jumat Pekan Biasa XIV
Bacaan: Hos. 14:2-10Mzm. 51:3-4,8-9,12-13,14,17Mat. 10:16-23.

“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala….”

(Mat 10: 16)

Felicitas berasal dari suku Hutu di Rwanda. Usianya 60 tahun. Ia bekerja sebagai petugas pastoral di Gisenyi. Waktu itu, tahun 1994,  sedang terjadi konflik hebat di Rwanda. Pemerintah mayoritas Hutu memburu orang-orang suku Tutsi untuk dibasmi. Akan tetapi Felicitas, walaupun seorang Hutu, bersama teman-temannya menampung para pengungsi Tutsi dalam rumahnya. Mengetahui bahwa saudarinya berada dalam bahaya maut, adiknya, seorang Kolonel angkatan bersenjata Rwanda, menghubungi Felicitas agar ia segera pergi menyelamatkan diri. Dalam suratnya, Felicitas mengatakan: “Adikku tersayang, terima kasih, kamu ingin membantuku. Akan tetapi, untuk menyelamatkan nyawaku, aku harus meninggalkan 43 orang yang menjadi tanggungjawabku. Aku memilih untuk mati bersama mereka. Berdoalah, semoga kita dapat mencapai rumah Bapa di surga. Sampaikan selamat tinggal kepada mama yang sudah tua dan juga adik kita. Aku akan berdoa untukmu saat aku berada bersama dengan Tuhan. Jaga kesehatan. Terima kasih telah mengingat aku.”

Ketika adiknya tiba, Felicitas telah dilemparkan, telanjang, di pekuburan masal. Adiknya telah menggali makam untuk Felicitas. Ia mengambil jenasah kakaknya itu, dikenakan pakaian padanya, dan memakamkannya. Kepada kakaknya, ia berkata: “Engkau memilih untuk mati. Doakanlah kami.”

Sabda Tuhan dalam Injil hari ini menyatakan bahwa kita, murid-murid-Nya, akan mengalami kontradiksi, tidak dimengerti, kebencian, pengejaran….

Siapkah kita untuk itu? Maukah menjadi martir dalam keseharian kita? Tuhan mungkin memanggil kita untuk menjadi martir. Tetapi bagi sebagian besar dari kita, menjadi martir tanpa menumpahkan darah, yang memberikan kesaksian akan sukacita Injil di tengah tantangan, kontradiksi, godaan dan kesulitan sehari-hari karena cara kita mengikuti Tuhan. Kita menjadi martir dengan menjadi saksi sukacita, kebenaran dan kebebasan Injil; dengan kesaksian nyata. Apa yang menarik dari sukacita Injil? Orang tertarik pada Injil saat mereka melihat kita mengasihi musuh, tetap gembira dalam penderitaan, sabar dalam kesusahan, mengampuni mereka yang melukai kita dan berbelas kasih kepada mereka yang tidak berdaya dan tanpa harapan.

Author

Write A Comment